Bencana Alam
Banjir
Saat ini kita memasuki musim hujan tentunya
segala hal untuk menghindari bencana alam pada musim hujan sebaiknya
sudah dipersiapkan mulai dari membersihkan selokan, saluran air dan menyediakan
rumah pompa untuk memindahkan air dari tempat yang tergenang air. Banjir
merupakan bencana alam yang sering melanda tanah air terutama di kota-kota
besar seperti Jakarta dan Surabaya. Tentunya kita semua ingin terbebas dari
banjir, untuk itu diharapkan generasi muda mengerti penyebab banjir dan
dampaknya sehingga dapat menghindari hal-hal penyebab banjir dimasa depan.
Perlu diketahui bahwa banjir bukanlah tsunami, karena tsunami merupakan luapan
gelombang air laut yang menerjang kawasan pantai akibat gempa.
Banjir merupakan peristiwa terbenamnya daratan
(yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat
Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai.
Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai.
Di banyak daerah yang gersang di dunia,
tanahnya mempunyai daya serapan air yang buruk, atau jumlah curah hujan
melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air. Ketika hujan turun, yang kadang
terjadi adalah banjir secara tiba-tiba yang diakibatkan terisinya saluran air
kering dengan air. Banjir semacam ini disebut banjir bandang.
- Dibawah ini adalah penyebab banjir yang sebaiknya diketahui:
1. Luapan Air Sungai
Sungai yang lebar dan kedalamannya tidak berubah, namun di sekitarnya terjadi peningkatan jumlah penduduk yang sangat signifikan dapat menyebabkan ketidakmampuan sungai untuk menampung secara keseluruhan air buangan, air hujan dan sampah yang masuk ke dalamnya. Jika sudah penuh, maka air akan menggenangi pinggiran sungai dan daerah rendah lainnya.
2. Pendangkalan Sungai, Kali, Selokan, Danau, Situ, Dll
Jika orang-orang selalu membuang sampah di sungai atau terus-menerus terjadi erosi tanah di sekitarnya, maka akan terjadi pendangkalan. Sungai, danau dan selokan yang dangkal tidak akan mampu menampung air dalam jumlah besar sehingga air akan meluap menggenangi sekitarnya dan daerah-daerah yang rendah.
3. Kegagalan Tanah Menyerap Air
Jika jumlah luas keseluruhan lahan terbuka hijau dan tanah kosong berkurang drastis di suatu daerah akibat berbagai sebab, maka air hujan yang turun akan langsung meluncur dengan cepat ke selokan, sungai dan akhirnya ke laut. Jika air yang meluncur tersebut sangat banyak jumlahnya, maka otomatis tidak akan tertampung di saluran air yang ada. Walhasil air yang tidak dapat ditampung oleh saluaran pembuangan air akan tergenang bebas dan menyebabkan banjir.
4. Penggundulan Hutan
Hutan yang berisi berbagai macam pohon-pohon lebat nan rindang serta semak belukar yang rimbun dengan lantai hutan yang penuh dengan kompos alami sampah hutan dapat menyerap air hujan dalam jumlah besar. Jika hutan digunduli dan dipersempit, maka air hujan akan meluncur ke sungai dan kemudian berakhir di laut. Jika sungai tidak mampu menampung air dalam jumlah besar, maka akan terjadi banjir di sekitar sungai dan daerah rendah yang ada di sekitarnya.
5. Air Bah / Banjir Bandang
Air bah atau air banjir bandang yang datangnya cepat dan tiba-tiba bisa saja terjadi akibat terjadinya sesuatu hal seperti jebol tanggul, jebol bendungan, tanah longsor, hujan lebat di daerah sekitar hulu sungai, salju mencair masal secara tiba-tiba dan lain sebagainya. Banjir yang tiba-tiba ini bisa saja langsung menghajar dan menggenangi daerah pemukiman penduduk.
6. Hujan Deras Yang Lama
Jika hujan terjadi dengan intensitas yang tinggi dalam waktu yang panjang bisa mengakibatkan suatu daerah yang tidak biasa banjir menjadi banjir jika tidak sigap menghadapi kuantitas air yang tidak wajar di luar kebiasaan normalnya.
7. Air Laut Pasang (Rob)
Permukaan air laut yang dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dan permukaan daratan yang terus-menerus ambles mengakibatkan pada saat air pasang, daerah-daerah pantai dan daerah yang rendah akan digenangi air laut yang asin.
8. Saluran Air Mampet
Jika got, selokan, comberan, parit dan atau sebangsanya mampet karena sampah, maka aliran air akan terhambat, dengan begitu air yang tidak bisa menembus barikade sampah tersebut akan meluap dan menggenangi di sekitar saluran air tersebut. Oleh sebab itu perlu kesadaran masyarakat yang tinggi untuk tidak membuang sampah sembarangan di mana pun berada. Terkadang orang menganggap kali sebagai tempat membuang sampah yang sah, sehingga saat sampah menyangkut dan menghambat laju air, maka bisa mengakibatkan banjir.
9. Perubahan Sistem Drainase Pembuangan Air
Suatu daerah yang biasanya tidak banjir bisa saja menjadi daerah langganan banjir baru jika daerah di sekitarnya melakukan sesuatu yang mengubah sistem drainase yang sudah ada tanpa memperhatikan amdal (analisis mengenai dampak lingkungan). Contohnya seperti peninggian masal suatu wilayah rendah untuk komplek perumahan baru, menyempitkan saluran air yang ada untuk suatu pembangunan, hilangnya daerah rawa-rawa untuk dijadikan mall, dan lain sebagainya.
10. Tsunami Air Laut
Adanya gempa bumi, pergeseran lempengan bumi, tumbukan meteor besar, ledakan bom, angin besar, tanah longsor, es longsor, dan lain sebagainya bisa saja menyebabkan gelombang tinggi air laut yang menyapu suatu daratan baik skala kecil maupun besar. Banjir air laut akibat sunami bisa mencapai ketinggian ratusan meter sehingga dapat menewaskan banyak orang yang dilaluinya.
Sungai yang lebar dan kedalamannya tidak berubah, namun di sekitarnya terjadi peningkatan jumlah penduduk yang sangat signifikan dapat menyebabkan ketidakmampuan sungai untuk menampung secara keseluruhan air buangan, air hujan dan sampah yang masuk ke dalamnya. Jika sudah penuh, maka air akan menggenangi pinggiran sungai dan daerah rendah lainnya.
2. Pendangkalan Sungai, Kali, Selokan, Danau, Situ, Dll
Jika orang-orang selalu membuang sampah di sungai atau terus-menerus terjadi erosi tanah di sekitarnya, maka akan terjadi pendangkalan. Sungai, danau dan selokan yang dangkal tidak akan mampu menampung air dalam jumlah besar sehingga air akan meluap menggenangi sekitarnya dan daerah-daerah yang rendah.
3. Kegagalan Tanah Menyerap Air
Jika jumlah luas keseluruhan lahan terbuka hijau dan tanah kosong berkurang drastis di suatu daerah akibat berbagai sebab, maka air hujan yang turun akan langsung meluncur dengan cepat ke selokan, sungai dan akhirnya ke laut. Jika air yang meluncur tersebut sangat banyak jumlahnya, maka otomatis tidak akan tertampung di saluran air yang ada. Walhasil air yang tidak dapat ditampung oleh saluaran pembuangan air akan tergenang bebas dan menyebabkan banjir.
4. Penggundulan Hutan
Hutan yang berisi berbagai macam pohon-pohon lebat nan rindang serta semak belukar yang rimbun dengan lantai hutan yang penuh dengan kompos alami sampah hutan dapat menyerap air hujan dalam jumlah besar. Jika hutan digunduli dan dipersempit, maka air hujan akan meluncur ke sungai dan kemudian berakhir di laut. Jika sungai tidak mampu menampung air dalam jumlah besar, maka akan terjadi banjir di sekitar sungai dan daerah rendah yang ada di sekitarnya.
5. Air Bah / Banjir Bandang
Air bah atau air banjir bandang yang datangnya cepat dan tiba-tiba bisa saja terjadi akibat terjadinya sesuatu hal seperti jebol tanggul, jebol bendungan, tanah longsor, hujan lebat di daerah sekitar hulu sungai, salju mencair masal secara tiba-tiba dan lain sebagainya. Banjir yang tiba-tiba ini bisa saja langsung menghajar dan menggenangi daerah pemukiman penduduk.
6. Hujan Deras Yang Lama
Jika hujan terjadi dengan intensitas yang tinggi dalam waktu yang panjang bisa mengakibatkan suatu daerah yang tidak biasa banjir menjadi banjir jika tidak sigap menghadapi kuantitas air yang tidak wajar di luar kebiasaan normalnya.
7. Air Laut Pasang (Rob)
Permukaan air laut yang dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dan permukaan daratan yang terus-menerus ambles mengakibatkan pada saat air pasang, daerah-daerah pantai dan daerah yang rendah akan digenangi air laut yang asin.
8. Saluran Air Mampet
Jika got, selokan, comberan, parit dan atau sebangsanya mampet karena sampah, maka aliran air akan terhambat, dengan begitu air yang tidak bisa menembus barikade sampah tersebut akan meluap dan menggenangi di sekitar saluran air tersebut. Oleh sebab itu perlu kesadaran masyarakat yang tinggi untuk tidak membuang sampah sembarangan di mana pun berada. Terkadang orang menganggap kali sebagai tempat membuang sampah yang sah, sehingga saat sampah menyangkut dan menghambat laju air, maka bisa mengakibatkan banjir.
9. Perubahan Sistem Drainase Pembuangan Air
Suatu daerah yang biasanya tidak banjir bisa saja menjadi daerah langganan banjir baru jika daerah di sekitarnya melakukan sesuatu yang mengubah sistem drainase yang sudah ada tanpa memperhatikan amdal (analisis mengenai dampak lingkungan). Contohnya seperti peninggian masal suatu wilayah rendah untuk komplek perumahan baru, menyempitkan saluran air yang ada untuk suatu pembangunan, hilangnya daerah rawa-rawa untuk dijadikan mall, dan lain sebagainya.
10. Tsunami Air Laut
Adanya gempa bumi, pergeseran lempengan bumi, tumbukan meteor besar, ledakan bom, angin besar, tanah longsor, es longsor, dan lain sebagainya bisa saja menyebabkan gelombang tinggi air laut yang menyapu suatu daratan baik skala kecil maupun besar. Banjir air laut akibat sunami bisa mencapai ketinggian ratusan meter sehingga dapat menewaskan banyak orang yang dilaluinya.
- Faktor alam penyebab terjadinya banjir adalah:
1. Badaijuga dapat menyebabkan banjir melalui beberapa cara, di antaranya melalui ombak besar yang tingginya bisa mencapai 8 meter. Selain itu badai juga adanya presipitasi yang dikaitkan dengan peristiwa badai. Mata badai mempunyai tekanan yang sangat rendah, jadi ketinggian laut dapat naik beberapa meter pada mata guntur. Banjir pesisir seperti ini sering terjadi di Bangladesh.
2. Gempa bumi dasar laut maupun letusan pulau gunung berapi yang membentuk kawah (seperti Thera atau Krakatau)
dapat memicu terjadinya gelombang besar yang disebut tsunami yang menyebabkan banjir pada daerah pesisir pantai.
- Menyikapi bencana dan Penderitaan
Bencana dan penderitaan adalah bagian
yang tak mungkin terpisahkan dari kehidupan manusia, sangat mustahil jika ada
seorang manusia yang tidak pernah mengalami penderitaan. Penderitaan dan kata
derita. Kata derita berasal dari kata bahasa sansekerta dhra artinya menahan
atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau bathin, atau lahir bathin. Yang termasuk
penderitaan itu ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan,
kepanasan, dan lain-lain.
Dalam menahadapi suatu bencana dan
penderitaan ada baiknya manusia berfikir positif. Berpikir positif merupakan
suatu cara berpikir yang lebih menekankan pada hal-hal yang positif, baik
terhadap diri sendiri, orang lain maupun situasi yang dihadapi. Setiap pikiran
positif akan melihat setiap kesulitan dengan cara yang gambling dan polos serta
tidak mudah terpengaruh sehingga menjadi putus asa oleh berbagai tantangan
ataupun hambatan yang di hadapi. Individu yang berpikir positif selalu di
dasarkan fakta bahwa setiap masalah pasti ada pemecahan dan suatu pemecahan
yang tepat selalu melalui proses intelektual yang sehat.
Membentuk sikap positif terhadap suatu
keadaan yang tidak menyenangkan akan membuat seseorang melihat keadaan tersebut
secara rasional, tidak mudah putus asa ataupun menghindar dari keadaan
tersebut, tetapi justru akan mencari jalan keluarnya. Berpikir positif
berkaitan dengan perhatian positif (positive attention) dan juga perkataan yang
positif (positive vernalization).
Manusia juga harus selalu yakin bahwa
setiap penderitaan yang kita alami datang dari Tuhan Y.M.E. dengan hidup lebih
berserah diri dan yakin akan kebesaran tuhan ,segala derita yang kita pikul
juga bisa lebih terasa ringan.
- Solusi menghindari bencana dan penderitaan
Pada dasarnya suatu
bencana dan penderitaan tidak dapat kita hindari, karena hal-hal tersebut sudah
diatur dalam suratan takdir manusia.Namun dalam konteks lain ada usaha-usaha
yang bisa dilakukan manusia untuk terjadinya bencana. Hal tersebut dapt saya
katakan karena jika kita lihat dengan baik,benyak bencana-bencana yang terjadi
diakibatkan oleh ulah manusia itu sendiri,seperti bencana banjir yang
sesungguhnya dikerenakan sampah dan kurangnya daerah resapan air. Sampah yang
menggunung jelas ulah manusia. Jika saja menusia tidak membuang sampah
sembarangan dan memiliki pengetahuan lebih tentang daur ulang sampah maka tidak
akan tejadi tumpukan sampah dimana-mana. senada dengan sampah, kurangnya daerah
resapan air juga dikarenakan ulah manusia yang menebang pohon secara
liar,sedikit demi sedikit hutan di indonesia akan habis karena terus menerus
ditebang demi kepentingan beberapa orang bertangan jahil. Karena itu solusi
paling tepat untuk menghindari bencana adalah memulainya dari kesadaran dalam
diri masing-masing individu untuk behenti melakukan tindaan-tindakan yang mampu
memacu terjadinya suatu bencana yang pada akhirnya menyebabkan penderitaan.Banjir sebenarnya bisa
dicegah selama ada kepedulian masyarakat dan pemerintah. Di negara kita
Indonesia sudah bosan rasanya mendengar berita-berita banjir dari segala
penjuru tanah air. Solah-olah bencana banjir merupakan bencana alam yang datang
dari Tuhan. Dan nampaknya banjir akan semakin parah akibat adanya perubahan
iklim, perubahan lingkungan, pemanasan global, pembangunan, dan lain
sebagainya.
- Sikap saya mengenai bencana dan penderitaan
Sebagai warga indonesia jelas saya begitu miris melihat
bencana yang terus terjadi di Negara kita tercinta ini. Namun seperti yang saya
utarakan sebelumnya,bahwa banyak penyebab bencana itu datang dari manusia yang
hanya mementingkan diri sendiri.
Bencana alam sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam,manusia, dan atau oleh keduanya dan menyebabkan korban manusia, penderitaan, kerugian,kerusakan sarana dan prasarana lingkungan dan ekosistemnya serta menimbulkan gangguanterhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat. Berikut ini adalah penanggulangan bencana banjir yang efektif menurut saya :
Bencana alam sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam,manusia, dan atau oleh keduanya dan menyebabkan korban manusia, penderitaan, kerugian,kerusakan sarana dan prasarana lingkungan dan ekosistemnya serta menimbulkan gangguanterhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat. Berikut ini adalah penanggulangan bencana banjir yang efektif menurut saya :
1. Membuat Saluran Air yang Baik
Dibutuhkan adanya sistem irigasi sampai pembuangan akhir yang jelas. Jangan sampai akhir saluran air yang ada berujung pada sebuah sungai mati atau tidak mengalir, sehingga airnya akan meluber. Saluran air yang baik bisa saja berupa kali besar yang bebas dari tumpukan sampah berfungsi menerima limpahan genangan air dari areal perumahan yang over load karena hujan, saluran air ini nantinya akan bermuara ke sungai besar di sekitar daerah tersebut.
Saluran air yang baik juga bisa berupa Terowongan Saluran Air di Bawah Tanah, yang menjamin semua air hujan akan disalurkan menuju laut. Sistem yang seperti ini telah lama diterapkan oleh negara berkembang seperti Jepang.
2. Membuang Sampah pada Tempatnya
Dibutuhkan kedisiplinan warga untuk membuang sampah di tempat sampah dan berakhir di tempat pembuangan akhir sampah. Pengelolahan sampah di tempat pembuangan akhir sampah juga sangat diperlukan, karena apabila sampah dibuang secara sembarangan dan terkena hujan deras, maka sampah tersebut akan mengikuti aliran air sampai sungai. Ini juga akan menjadi penyebab banjir. Pengelolahan sampat yang tepat bisa membantu mencegah banjir. Tentu saja harus ada pemilahan dan pengelolahan yang tepat. Misalnya, dibedakan antara sampah organik dan sampak anorganik. Sampah organik seperti potongan sayuran, sisa makanan yang dapat dijadikan sebagai pupuk kompos. Sampah anorganik yang dapat didaur ulang seperti sampah plastik, kaleng, dan kertas.
3. Rajin Membersihkan Saluran Air
Perbaikan dan pembersihan saluran air tentu harus ada. Di wilayah tertentu bisa diadakan secara gotong royong. Penjagaan ini harus dilakukan secara terus menerus dengan waktu berkala. Bukan hanya sampah yang terbuang di saluran air, namun juga sampah dari saluran air seperti tumbuhan-tumbuhan air yang telah mati, jika berkumpul juga akan menghambat saluran air. Tanaman-tanaman di sekitar sungai pun perlu ditanam sebanyak mungkin yang fungsinya untuk memperkuat bantaran sungai sehingga mencegah terjadinya longsor di bantaran ke sungai.
4. Mendirikan Bangunan/Konstruksi Pencegah Banjir
Bendungan, yang memiliki bentuk seperti kolam air raksasa. Fungsinya untuk tempat menampung air dengan ukuran yang sangat besar. Selain itu, bendungan dapat difungsikan untuk pengairan, tempat pemancingan, atau tempat untuk pembangkit tenaga listrik.
Tanggul, yang merupakan bangunan yang berbentuk tembok yang memagari pinggiran sungai. Bangunan ini dibuat untuk mencegah air meluap ke daerah-daerah yang berada di sekitar sungai. Kanal air, yang merupakan sungai buatan untuk mengalirkan air sungai sehingga air sampai ke laut.
5. Menanam Pohon atau Tanaman di Area Sekitar Rumah
Masalah nyata di kota-kota besar adalah sedikitnya jumlah permukaan tanah yang memiliki penyerapan air yang baik, untuk itu diperlukan sesuatu yang dapat menyerap air dengan baik. Salah satunya adalah dengan menanam pohon berbatang besar atau tanaman yang memiliki daya serap air tinggi, seperti tanaman pacar air, pohon mangga, pohon duku, pohon kenanga, dll di areal sekitar rumah anda. Tanaman dapat menyerap air melalui akar, yang selanjutnya akan diangkut menuju batang dan daun oleh jaringan xilem. Apabila masing-masing rumah di kampung anda memiliki minimal satu pohon, maka dapat dipastikan kampung anda dapat terhindar dari banjir.
6. Melestarikan Hutan
Kegiatan pembalakan di mana perjalanan di daerah pinggir sungai digemari menyebabkan tanah terhakis dan runtuh ke sungai. Keadaan yang sama juga terjadi bila aktivitas pembalakan yang giat dilakukan di lereng-lereng bukit. Karena itu pemeliharaan hutan merupakan cara yang baik untuk mengatasi masalah banjir, karena hutan dapat dijadikan kawasan tadahan yang mampu menyerap air hujan dari mengalir terus ke bumi. Dengan melakukan reboisasi
Hutan dapat berfungsi sebagai bunga karang (sponge) dengan menyerap air hujan dan mengalir dengan perlahan-lahan ke anak-anak sungai. Ia juga bertindak sebagai filter dalam menentukan kebersihan dan kejernihan air. Hutan mampu menyerap air hujan pada harga 20%. Kemudian air hujan ini dibebaskan kembali ke atmosfir dalam sejatan kondensasi. Hanya dengan ini saja pengurangan air hujan dapat dilakukan.
7. Membuat Lubang Biopori
Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resapan air, mengubah sampah organik menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan), memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman, dan mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria. Cara membuatnya cukup mudah, kita cukup membuat lubang di tanah dengan menggunakan bor tanah. Diameternya cukup 10 cm dengan panjang kira-kira sebesar 100 cm. Semakin banyak lubang biopori di halaman rumah, kita semakin aman dari bahaya banjir.
8. Membuat Sumur Serapan
Sumur resapan adalah sarana untuk penampungan air hujan dan meresapkannya ke dalam tanah. Sumur serapan berfungsi untuk membantu penyerapan air hujan ke dalam tanah dan kembali ke siklus air yang semestinya sehingga tidak menggenang di permukaan dan menyebabkan banjir.Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal dua meter di bawah permukaan air tanah.
9. Proyek Pendalaman Sungai
Kebanyakan kejadian banjir berlaku karena kecetekan sungai. Jika sebelumnya sungai mampu mengalirkan sejumlah air yang banyak dalam sesuatu masa, kini pengaliran telah berkurang. Ini disebabkan proses pemendapan dan pembuangan bahan-bahan buangan.
Langkah untuk menangani masalah ini adalah dengan menjalankan proses pendalaman sungai dengan mengorek semua lumpur dan kekotoran yang terdapat di sungai. Bila proses ini dilakukan, sungai bukan saja menjadi dalam tetapi mampu mengalirkan jumlah air hujan dengan banyak.
10. Penggunaan Paving Stone untuk Jalan
Pembangunan jalan setapak dengan sistem paving block dapat membuat jalan lebih mudah menyerap air dibandingkan dengan penggunaan aspal, sehingga apabila hujan turun air banjir dapat terserap ke dalam tanah dengan cepat.
Di Negara berkembang seperti Amerika serikat telah diluncurkan jalan yang menggunakan photocatalytic cement, sebuah cara paving permukaan terbaru. Jalan inmengandung partikel nano dari titanium dioksida. Dengan partikel ini, jalan tersebut mampu "memakan" asap dan menghapus gasnitrogen oksida dari udara. Selain itu, lebih dari 60 persen sisa kontruksi bisa didaur ulang.
Dibutuhkan adanya sistem irigasi sampai pembuangan akhir yang jelas. Jangan sampai akhir saluran air yang ada berujung pada sebuah sungai mati atau tidak mengalir, sehingga airnya akan meluber. Saluran air yang baik bisa saja berupa kali besar yang bebas dari tumpukan sampah berfungsi menerima limpahan genangan air dari areal perumahan yang over load karena hujan, saluran air ini nantinya akan bermuara ke sungai besar di sekitar daerah tersebut.
Saluran air yang baik juga bisa berupa Terowongan Saluran Air di Bawah Tanah, yang menjamin semua air hujan akan disalurkan menuju laut. Sistem yang seperti ini telah lama diterapkan oleh negara berkembang seperti Jepang.
2. Membuang Sampah pada Tempatnya
Dibutuhkan kedisiplinan warga untuk membuang sampah di tempat sampah dan berakhir di tempat pembuangan akhir sampah. Pengelolahan sampah di tempat pembuangan akhir sampah juga sangat diperlukan, karena apabila sampah dibuang secara sembarangan dan terkena hujan deras, maka sampah tersebut akan mengikuti aliran air sampai sungai. Ini juga akan menjadi penyebab banjir. Pengelolahan sampat yang tepat bisa membantu mencegah banjir. Tentu saja harus ada pemilahan dan pengelolahan yang tepat. Misalnya, dibedakan antara sampah organik dan sampak anorganik. Sampah organik seperti potongan sayuran, sisa makanan yang dapat dijadikan sebagai pupuk kompos. Sampah anorganik yang dapat didaur ulang seperti sampah plastik, kaleng, dan kertas.
3. Rajin Membersihkan Saluran Air
Perbaikan dan pembersihan saluran air tentu harus ada. Di wilayah tertentu bisa diadakan secara gotong royong. Penjagaan ini harus dilakukan secara terus menerus dengan waktu berkala. Bukan hanya sampah yang terbuang di saluran air, namun juga sampah dari saluran air seperti tumbuhan-tumbuhan air yang telah mati, jika berkumpul juga akan menghambat saluran air. Tanaman-tanaman di sekitar sungai pun perlu ditanam sebanyak mungkin yang fungsinya untuk memperkuat bantaran sungai sehingga mencegah terjadinya longsor di bantaran ke sungai.
4. Mendirikan Bangunan/Konstruksi Pencegah Banjir
Bendungan, yang memiliki bentuk seperti kolam air raksasa. Fungsinya untuk tempat menampung air dengan ukuran yang sangat besar. Selain itu, bendungan dapat difungsikan untuk pengairan, tempat pemancingan, atau tempat untuk pembangkit tenaga listrik.
Tanggul, yang merupakan bangunan yang berbentuk tembok yang memagari pinggiran sungai. Bangunan ini dibuat untuk mencegah air meluap ke daerah-daerah yang berada di sekitar sungai. Kanal air, yang merupakan sungai buatan untuk mengalirkan air sungai sehingga air sampai ke laut.
5. Menanam Pohon atau Tanaman di Area Sekitar Rumah
Masalah nyata di kota-kota besar adalah sedikitnya jumlah permukaan tanah yang memiliki penyerapan air yang baik, untuk itu diperlukan sesuatu yang dapat menyerap air dengan baik. Salah satunya adalah dengan menanam pohon berbatang besar atau tanaman yang memiliki daya serap air tinggi, seperti tanaman pacar air, pohon mangga, pohon duku, pohon kenanga, dll di areal sekitar rumah anda. Tanaman dapat menyerap air melalui akar, yang selanjutnya akan diangkut menuju batang dan daun oleh jaringan xilem. Apabila masing-masing rumah di kampung anda memiliki minimal satu pohon, maka dapat dipastikan kampung anda dapat terhindar dari banjir.
6. Melestarikan Hutan
Kegiatan pembalakan di mana perjalanan di daerah pinggir sungai digemari menyebabkan tanah terhakis dan runtuh ke sungai. Keadaan yang sama juga terjadi bila aktivitas pembalakan yang giat dilakukan di lereng-lereng bukit. Karena itu pemeliharaan hutan merupakan cara yang baik untuk mengatasi masalah banjir, karena hutan dapat dijadikan kawasan tadahan yang mampu menyerap air hujan dari mengalir terus ke bumi. Dengan melakukan reboisasi
Hutan dapat berfungsi sebagai bunga karang (sponge) dengan menyerap air hujan dan mengalir dengan perlahan-lahan ke anak-anak sungai. Ia juga bertindak sebagai filter dalam menentukan kebersihan dan kejernihan air. Hutan mampu menyerap air hujan pada harga 20%. Kemudian air hujan ini dibebaskan kembali ke atmosfir dalam sejatan kondensasi. Hanya dengan ini saja pengurangan air hujan dapat dilakukan.
7. Membuat Lubang Biopori
Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resapan air, mengubah sampah organik menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan), memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman, dan mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria. Cara membuatnya cukup mudah, kita cukup membuat lubang di tanah dengan menggunakan bor tanah. Diameternya cukup 10 cm dengan panjang kira-kira sebesar 100 cm. Semakin banyak lubang biopori di halaman rumah, kita semakin aman dari bahaya banjir.
8. Membuat Sumur Serapan
Sumur resapan adalah sarana untuk penampungan air hujan dan meresapkannya ke dalam tanah. Sumur serapan berfungsi untuk membantu penyerapan air hujan ke dalam tanah dan kembali ke siklus air yang semestinya sehingga tidak menggenang di permukaan dan menyebabkan banjir.Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal dua meter di bawah permukaan air tanah.
9. Proyek Pendalaman Sungai
Kebanyakan kejadian banjir berlaku karena kecetekan sungai. Jika sebelumnya sungai mampu mengalirkan sejumlah air yang banyak dalam sesuatu masa, kini pengaliran telah berkurang. Ini disebabkan proses pemendapan dan pembuangan bahan-bahan buangan.
Langkah untuk menangani masalah ini adalah dengan menjalankan proses pendalaman sungai dengan mengorek semua lumpur dan kekotoran yang terdapat di sungai. Bila proses ini dilakukan, sungai bukan saja menjadi dalam tetapi mampu mengalirkan jumlah air hujan dengan banyak.
10. Penggunaan Paving Stone untuk Jalan
Pembangunan jalan setapak dengan sistem paving block dapat membuat jalan lebih mudah menyerap air dibandingkan dengan penggunaan aspal, sehingga apabila hujan turun air banjir dapat terserap ke dalam tanah dengan cepat.
Di Negara berkembang seperti Amerika serikat telah diluncurkan jalan yang menggunakan photocatalytic cement, sebuah cara paving permukaan terbaru. Jalan inmengandung partikel nano dari titanium dioksida. Dengan partikel ini, jalan tersebut mampu "memakan" asap dan menghapus gasnitrogen oksida dari udara. Selain itu, lebih dari 60 persen sisa kontruksi bisa didaur ulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar