Minggu, 19 April 2015

Pengembangan Kreativitas Dan Keterbakatan

Nama kelompok / NPM :
1.      Dwi Putri Amelia N / 13514315
2.      Devia Hira Wardhani / 12514840
3.      Lintang Kusuma Astiti /
4.      Nadira Shandra S.U / 17514750
5.      Olivia Cesarria / 18514343
6.      Sifa Fauziah / 1A514257
Kelas : 1PA17
PENGEMBANGAN KREATIVITAS DAN KETERBAKATAN
A.    Teori-teori pendorong kreativitas
Kreativitas agar dapat terwujud diperlukan dorongan dari individu (motivasi intrinsik) maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)
1.      Motivasi Instrinsik untuk kreativitas
Setiap individu memiliki kecenderungan atau dorongan mewujudkan potensinya, mewujudkan dirinya, dorongan berkembang menjadi matang, dorongan mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitasnya.
Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya manjadi dirinya sepenuhnya. (Rogers dan Vernon 1982)
2.      Kondisi eksternal yang mendorong perilaku kreatif

Kreativitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh, bibit unggul memerlukan kokdisi yang memupuk dan memungkinkan bibit itu mengembangkan sendiri potensinya.
Bagaimana cara menciptakan lingkungan eksternal yang dapat memupuk dorongan dalam diri anak (internal) untuk mengembangkan kreativitasnya?
Menurut pengalaman Carl Rogers dalam psikoterapi adalah dengan menciptakan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis.

1)      Keamanan psikologis
Ini dapat terbentuk dengan 3 proses yang saling berhubungan:
a.       Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelabihan dan keterbatasannya.
b.      Mengusahakan suasana  yang didalamnya evaluasi eksternal tidak ada / tidak mengandung efek mengancam. Evaluasi selalu mengandung efek mengancam yang menimbulkan kebutuhan akan pertahanan ego.
c.       Memberikan pengertian secara empatis
Dapat menghayati perasaan-perasaan anak, pemikiran-pemikirannya, dapat melihat dari sudut pandang anak dan dapat menenrimanya, dapat memberikan rasa aman.


2)      Kebebasan psikologis
Apabila guru mengijinkan atau memberi kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan secara simbolis (melalui sajak atau gambar) pikiran atau perasaannya. Ini berarti memberi kebebasan dalam berfikir atau merasa apa yang ada dalam dirinya
B.     Teori Tentang Proses Kreatif

1.      Teori Wallas
Wallas dalam bukunya “The Art of Thought” menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap :
1) Tahap Persiapan, memperisapkan diri untuk memecahkan masalah dengan mengumpulkan data/ informasi, mempelajari pola berpikir dari orang lain, bertanya kepada orang lain.
2) Tahap Inkubasi, pada tahap ini pengumpulan informasi dihentikan, individu melepaskan diri untuk sementara masalah tersebut. Ia tidak memikirkan masalah tersebut secara sadar, tetapi “mengeramkannya’ dalam alam pra sadar.
3) Tahap Iluminasi, tahap ini merupakan tahap timbulnya “insight” atau “Aha Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru.
4) Tahap Verifikasi, tahap ini merupakan tahap pengujian ide atau kreasi baru tersebut terhapad realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti proses konvergensi (pemikiran kritis).

2.      Teori tentang belahan otak kanan dan kiri

Setelah anak dilahirkan, gerakan – gerakannya yang semula belum berdeferensiasi berkembang menjadi pola yang preferensi untuk kiri dan kanan. Hampir setiap orang mempunyai sisi yang dominan. Pada umumnya orang lebih biasa menggunakan tangan kanan (berarti dominasi belahan otak kiri); tetapi ada orang – orang yang termasuk kidal (left – handed). Mereka lebih dikuasai oleh belahan otak kanan. Dihipotesiskan bahwa belahan otak kanan terutama berkaitan dengan fungsi – fungsi kreatif, sehingga terjadi “dichotomanua”, membagi – bagi semua fungsi mental menjadi fungsi belahan otak kanan dan kiri. 
Teori ini, walaupun didukung oleh bukti –bukti empiris, namun masih memerlukan pengkajian lebih lanjut (Decey, 1989; Piirto, 1992) untuk keabsahannya.

Belahan Otak Kiri
Belahan Otak Kanan
Intelek
Konvergen
Intelektual
Rasional
Verbal
Horizontal
Konkret
Realistis
Diarahkan
Diferensial
Sekunsial
Historikal
Analitis
Eksplisit
Objektif
Suksesif
Intuisi
Divergen
Emosional
Metaforik, intuitif
Nonverbal
Vertikal
Abstrak
Impulsif
Bebas
Eksistensial
Multipel
Tanpa batas waktu
Sintesis, holitik
Implisit
Subjektif
Simultan

C.     Belajar Kreatif

1.      Pengertian
Tornace dan Myres dikutip oleh Triffinger (1980) dalam Semiawan dkk (1987:34) berpendapat bahwa belajar kreatif adalah “menjadi peka atau sadar akan masalah, kekuarangan-kekurangan, kesenjangan dalam pengetahuan, unsur-unsur yang tidak ada, ketidak harmonisan dan sebagainya. Mengumpulkam informasi yang ada, membataskan kesukaran, atau menunjukkan (mengidentifikasi) unsur yang tidak ada, mencari jawaban, membuat hipotesis, mengubah dan mengujinya, menyempurnakan dan akhirnya mengkomunikasikan hasil-hasilnya” .
Sedangkan proses belajar kreatif menurut Torance dan Myres berpendapat bahwa proses belajar kreatif sebagai : “keterlibatan dengan sesuatu yang berarti, rasa ingin tahu dan mengetahui dalam kekaguman, ketidak lengkapan, kekacauan, kerumitan, ketidakselarasan, ketidakteraturan dan sebagainya.
2.      Liputan proses belajar kreatif
Sebagaimana halnya dengan pengalaman belajar yang sangat menyenangkan, pada belajar kreatif kita lihat secara aktif serta ingin mendalami bahan yang dipelajari. Dalam proses belajar secara kreatif digunakan proses berfikir divergen (proses berfikir ke macam-macam arah dan menghasilkan banyak alternatif penyelesaian) dengan proses berfikri konvergen (proses berfikir yang mencari jawaban tunggal yang paling tepat) berfikir kritis.
Gagasan-gagasan yang kreatif, hasil-hasil karya yang kreatif tidak muncul begitu saja, untuk dapat menciptakan sesuatu yang bermakna dibutuhkan persiapan. Masa seorang anak duduk di bangku sekolah termasuk masa persiapan ini karena mempersiapkan seseorang agar dapat memecahkah masalah-masalah. Demikianlah semua data (pengalaman) memungkinkan seorang mencipta, yaitu dengan mengabung-gabungkan (mengkombinasikan) menjadi sesuatu yang baru.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru yang professional dalam menyusun program pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar yaitu :
1)      Menciptakan lingkungan di dalam kelas yang merangsang belajar kreatif

a.       Memberikan Pemanasan
Sebelum memulai dengan kegiatan yang menuntut prilaku kreatif siswa sesuai dengan rencana pelajaran lebih dahulu diusahakan sikap menerima (reseptif) di Kalangan siswa, terutama berlaku apabila siswa sebelumnya baru saja terlibat dalam suatu penguasaan yang berstruktur, mengerjakan soal fiqih, tugas atau kegiatan, bertujuan meningkatkan pemikiran kreatif menuntut sikap belajar yang berbeda lebih terbuka dan tertantang berperanserta secara aktif dengan memberikan gagasan-gagasan sebanyak mungkin untuk itu diberikan  pemanasan yang dapat tercapai dengan memberikan pertanyaan pertanyaan terbuka dengan menimbulkan minat dan rasa ingin tahu siswa.
b.    Pengaturan Fisik
Membagi siswa dalam kelompok untuk mengadakan diskusi kelompok.
c.    Kesibukan Dalam Kelas
kegiatan belajar secara kreatif sering menuntut lebih banyak kegiatan fisik, dan diskusi antara siswa oleh karena itu guru hendaknya agak tenggang rasa dan luwes dalam menuntut ketenangan dan sebagai siswa tetap duduk pada tempatnya. Guru harus dapat membedakan kesibukan yang asyik sert suara-suara yang produktif yang menunjukkan bahwa siswa bersibuk diri secara kreatif.
d.    Guru sebagai Fasilitator
Guru dan anak yang berbakat lebih berperan sebagai fasilitator dari pada sebagai pengarah yangmenentukan segalagalanya baigsiswa. Sebagai fasilitator gurumendorong siswa (memotivator) untuk menggabungkan inisiatif dalam menjajaki tugas-tugas baru. Guru harus terbuka menerima gagasa dari semua siswa dan gur harus dapat menghilangkan ketakutan, kecemasan siswa yang dapt menghambat dan pemecahan masalah secara keatif (Munandar, 1992 : 78-81).
2)      Mengajukan dan mengundang pertanyaan
Dalam proses belajar mengjar, diperlukan keterampilan guru baik dalam mengajukan pertanyaan kepada siswa maupun dalam mengundang siswa untuk bertanya.
a.    Tehnik Bertanya
Pertanyaan yang merangsang pemikiran kreatif adalah pertanyaan semacam divergen atau terbuka. Pertanyaan semacam ini membantu siswa mengembangkan keterampilan mengumpulkan fakta, merumuskan hipotesis, dan menguji atau menilai informasi mereka.
Dengan mengajukan pertanyaan, guru memperoleh informasi yang berharga dan berguna untuk :
1.      Menimbulkan minat dan motivasi siswa untuk berperan serta aktif.
2.      Menilai persiapansiswa ddan sejauh mana siswa telah menguasai bahan yang diberikan sebelumnya.
3.      Mengulang kembali dan meringkas apa yang telah diajarkan.
4.      Membantu siswa melihat hubungan-hubungan baru.
5.      Merangsang pemikiran kritis dan pengembangan sikap bertanya
6.      Merangsang siswa untuk mencari sendiri pengetahuan tambahan
7.      Menilai pencapaian tujuan dan sasaran belajar (Munandar, 1999 : 84)



b.    Metode Diskusi
Dalam metode dikusi, peran guru dangat menentukan keberhasilan, guru berperan sebagai pasilitator yang mengenalkan masalah kepada siwa dan memberikan informasi seperlunya yang mereka butuhkan unutk membahas masalah. Guru memang diperlukan misalnya jika timbul kemacetan dalam diskusi atau untuk menghindari kesalahan yang tersembunyi agar siswa tidak terlalu menyimpang dari arah yang dituju.
b.      Metode Inquiri-Discovery
Pendekatan inquiry (pengajuan pertanyaan, penyelidikan) dan discopery (penemuan) dalambelajar penting dalan proses pemecahan masalah.
Ada tiga tahap dalam proses pemecahan masalah melalui inquiry, pertama adanya kesadaran bahwa ada masalah. Hal ini merupakan factor yang memotivasi siswa untuk melanjutkan dengan merumuskan masalah (tahap kedua), pada tahap ini masalah dirumuskan dan timbul gagasan-gagasan sebagai strategi kemungkinan pemecahan. Melalui inquiry informasi mengenai masalah dihimpun. Tahap ketiga adalah mencari atau  menjajaki (searching). Pada tahap pertanyaan dan informasi dihubungkan dengan perumusan hipotesis. Keativitas berkaitan erat dengan proses perumusan hipotesis, yaitu dalam mengajukan pertnayaan dan hipotesis dalam mneghubungakan fakta yang diketahui dan asas-asas untuk mengembangkan strategi pemecahan, serta harus memperinci dan merumuskan kebutuhan dalammencari informasi, jadi, semua proses berfikir : kelancaran, keluwesan (fluksibilitas), orisinilitas, dan pemerincian (elaborasi) temasuk dalam prosess pemecahan masalah melalui inquiry-diskovery.
Pokok-pokok yang harus dipenuhi oleh guru dalam pengalaman belajar inquiry adalah :
1.      Berilah pengalaman permulaan untuk menarik minat siswa agar menanyakan mengenai suatu masalah, konsep, situasi atau gagasan, antara laindenganpenggunaan media, bermain peran dan demonstrasi.
2.      Berilah siswa materi pelajaran dan situasi yang memungkinkan penyelidikan (ekspolorasi)
3.      Sediakan sumber-sumber informasi dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada di masyarakat.
4.      Sediakan peralatan untuk merangsang siswa melakukan eksperimen (percobaan).
5.      Sediakan waktu untuk berdiskusi, bereksperimen, mencoba-coba dan sebagainya.
6.      Berilah bimbingan dan perhargaan terhadap pemecahan yang dapat diterima dan terhadap strategi pemecahan.
7.      Berilah dorongan dan penghargaan terhadap pemecahan yang dapat diterima dan terhadap strategi pemecahan (Munandar, 1999 : 86).

d.    Mengajukan pertanyaan yang menantang (provokatif)
Salah satu cara untuk merangsang daya pikir kreatif adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang (provokatif) antara lain dengan menanyakan apa kemungkinan-kemungkinan akibat apabila suatu kejadian yang telah terjadi, atau dengan menanyakan suatu kejadian yang telah terjadi, atau dengan menanyakan kemungkinan-kemungnkinan akibat dari suatu situasi yang memang belum pernah terjadi, tetapi siswa harus membayangkan apa saja kemungkinan-kemungnkinan akibatnya andaikan kejadian atau situasi itu terjadi di sini.
3)      Memadukan perkembangan kognitif (berfikir), afektif (sikap) dan Psikomotorik (perasaan). 
Dalam rangka membangun manusia seutuhnya perlu ada keseimbanganaantara semua aspek perkembangan yaitu perkembangan  mental intelektual, perkembangan social, perkembanan emosi (kehidupan perasaan) dan perkembangan moral.
a.         Ciri-ciri kemampuan berfikir kreatif (aptitude)
1.      Keterampilan berfikir lancar
2.      Keterampilan berfikir luwes
3.      Keterampilan berfikir orisinal
4.      Keterampilan memperinci
5.      Keterampilan menilai

b.        Cirri-ciri efektif (nonaptitude)
1.      Rasa ingin tahu
2.      Bersifat imajinatif
3.      Merasa tergantung oleh kemajemukan
4.      Sifat berani mengambil resiko
5.      Sifat menghargai (Munandar, 1999 : 88-93).

c.         Menggabung pemikiran divergen dan pemikiran konvergen
Pemikiran konvergen yang menuntut siswa mencari jawaban tunggal yang paling tepat berdasarkan informasi yang diberikan sudah tidak asing bagi siswa-siswa sekolah dasar. Pemikiran divergen atau pemikiran kreatif sebaiknya menuntut siswa mencari sebanyak mungkin jawaban terhadap suatu persoalan.
d.        Menggabung proses berfikir dengan proses efektif
Contoh :
§  Berfikir lancar, gabung dengan rasa ingin tahu siswa yang rasa ingi tahunya kuat akan dapat menghasilkan gagasan-gagasan atau cara pemecahan masalah
§  Orisinalitas dalam berfikir akan paling berhasil jika siswa tidak ragu-ragu dan berani mengamukakan pendapat yang berbeda dari biasanya dikemukakan siswa-siswa lain.

Contoh kombinasi antara berfikir lentur dan daya imajinasi : Guru memberikan suatu cerita yang belum penyelesaiannya lalu para siswa diminta menggunakan imajinasinya untuk memikirkan beberapa akhir cerita yang berbeda-beda.
Kombinasi berfikir lancar dan rasa ingin tahu :
1.      Siswa diminta untukmenyebut dalam eaktu singkat berbeda-beda di dalam kelas yang benutknya bundar
2.      Siswa ditugaskan menjajaki lingkungan sekolah untuk mencari tanaman yang berguna.
3.      Siswa diminta mencari sebanyak mungkin sinonim (kata dengan arti sama) untuk kata tertentu dengan menggunakan kamus atau tanpa kamus (misalnya sinonim untuk indah : bagus, permai).

Kombinasi antara orisinalitas dalam berfikir dan keberanian mengambil resiko : Siswa diminta untuk memikirkan jabatan atau pekerjaan yang ia minati tetapi biasanya jarang dipilih oleh anak-anak dari jenis kelamin yang sama.
Banyak yang dilakukan para guru untuk meningkatkan kreativitas siswa-siswanya tanpa memerlukan banyak peralatan atau bahan-bahan yang mahal. Yang penting ialah guru sendiri harus senang, dalam arti merasa terdorong mencari variasi tugas-tugas belajar.
Sound (1975) dalam Slameto (2004 : 147-148) menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut :
§   Hasrat keingintahuan yang cukup besar
§  Bersifat terbuka terhadap pengalaman baru
§  Panjang akal
§  Keingintahuan untuk menemukan dan meneliti
§  Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit
§  Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan
§  Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas
§  Berfikir fleksibel
§  Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban lebih banyak
§  Kemampuan membuat analisis dan sintesis
§  Memiliki semangat bertanya serta meneliti
§  Memiliki daya abstraksi yang cukup baik
§  Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas

3.      Mengapa belajar kreatif itu penting
Refinger (1980 : 9-13) dalam Conny Semawan (1990:37-38) memberikan empat alasan mengapa belajar kreatif itu penting.
1)     Belajar kreatif membantu anak menjadi berhasil guna jika kita tidak bersama mereka. Belajar kreatif adalah aspek penting dalam upaya kita membantu siswa agar mereka lebihmampu menangani dan mengarahkan belajar bagi mereka sendiri.
2)     Belajar kreatif menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak mampu kita ramalkan yang timbul di masa depan.
3) Belajar kreatif dapat menimbulkan akibat yang besar dalam kehiduppan kita. Banyak pengalamankreatif yang lebih dari pada sekedar hobi atau hiburan bagi kita. Kita makin menyadari bahwa belajar kreatif dapat mempengaruhi, bahkan mengubah karir dan kehidupan pribadi kita.
4)     Belajar kreatif dapat menimbulkan kepuasan dan kesenangan yang besar.

Dengan demikian dalam belajar kreatif harus melibatkan komponen-komponen pengalaman belajar yang paling menyenangkan dan paling tidak menyenangkan lalu menemukan bahwa pengalaman dalam proses belajar kreatif sangat mungkin berada  di antara pengalaman-penglaman belajar yang sangat menenangkan, pengalama-pengalaman yang sangat memberikan kepuasan kepada kita dan yang sangat bernilai bagi kita.
Jadi kreativitas belajar dapat diartikan sebagai kemampuan siswa menciptakan hal-hal baru dalam belajarnya baik berupa kemampuan mengembangkan  kemampuan formasi yang diperoleh dari guru dalam proses belajar mengajar yang berupa pengetahuan sehingga dapat membuat kombinasi yang baru dalam belajarnya.


Tulisan :
MOTOR BERTENAGA LISTRIK
Bukan hal aneh jika motor listrik diciptakan mahasiswa Teknik Mesin atau Elektro. Menjadi istimewa jika yang menciptakan itu adalah mahasiswa Desain Manajemen Produk. Hal itu dibuktikan Ruben Cahyadi Susanto, Mahasiswa Desain Manajemen Produk, Fakultas Industri Kreatif Ubaya. Ruben Cahyadi Susanto, menciptakan sepeda motor listrik jenis moped (sepeda motor dengan kapasitas 30 cc) yang dinamai EROS (Zero Emition) atau bebas emisi.
Awalnya, ia ingin membuat kendaraan yang ikut menurunkan pemanasan global, lalu ia melacak pada internet, ternyata sepeda motor listrik belum pernah ada, maka ide itu pun muncul. Menurutnya kalau sepeda kayuh bertenaga listrik sudah ada, apalagi mobil listrik.
Menurut putra dari pasangan Benny Susanto dan Lioe Foey Ing itu, EROS dirancang mulai dari nol dengan beberapa komponen merupakan buatan sendiri, di antaranya kerangka kendaraan, peleg, dan "body part" (baju kendaraan).
Komponen lainnya ia beli, karena memang nggak mungkin bikin sendiri, seperti sistem pengaturan kecepatan, motor penggerak (di bawah jok), batere (di bawah back bone), charger, dan sebagainya.
Namun, kata mahasiswa peraih IPK 3,1 dalam kurun waktu 4,5 tahun itu, ada beberapa komponen yang tidak ada pada sepeda motor berbahan bakar bensin, seperti tangki bensin dan karburator yang memang tidak ada pada EROS.
Ia mengatakan bahwa yang sulit ditemukan itu batere dan motor listrik, tapi akhirnya ia beli secara online dan terpaksa didatangkan dari Tiongkok, karena barangnya memang belum ada di indonesia. Itu pun, ia cari yang murah
Mahasiswa yang mendesain EROS selama enam bulan itu mengaku batere yang dibeli dengan harga murah itu berkekuatan 36 volt, karena semua komponen itu sudah menghabiskan dana Rp15-18 juta.
"Itu cukup untuk jarak tempuh 15 kilometer dengan kecepatan 35-40 kilometer per-jam. Kalau mau memang menggunakan batere 140 volt (dua batere 70 volt) yang bisa untuk jarak 50-60 kilometer, tapi mahal," katanya.
Ketika diamati seksama baru terlihat bedanya. Ternyata motor  yang diberi nama Eros atau singkatan dari Zero Emition ini tidak memiliki tangki bensin dan karburator. Sebagai gantinya Ruben menambahkan baterai di bawah backbone dan motor penggerak di bawah jok.
Untuk menghidupan motornya, tidak perlu starter karena begitu ditekan tombol on langsung bisa tancap gas dan melaju. Speedometer didesain sendiri dari mesin aslinya.
Motor ini mampu melaju dengan kecepatan 35 hingga 45 km/jam menggunakan baterai 36 volt dan jarak tempuh maksimal sekali charger 15 km.
”Ini masih prototipe. Baterai yang saya pakai masih berdaya rendah. Sebenarnya bisa memakai baterai 144 volt untuk mendapatkan jarak tempuh 60 km sekali charger. Cuma karena dananya terbatas jadi belum bisa,”ungkap Ruben saat memamerkan motor ciptaannya di depan gedung International Village, Universitas Surabaya, Senin (15/4/2014).
Diakui Ruben, hampir semua spare part motornya dibuat sendiri, mulai dari frame (kerangka dalam),velg hingga body part.
Untuk prosesnya ini dia butuh waktu enam bulan. Waktu yang lama justru untuk mempelajari sistem dan memasang alat listriknya. Hal itu beralasan karena, Ruben bukan mahasiswa Teknik Elektro sehingga kurang mengerti soal motor listrik.
Waktu paling banyak untuk mengotak-atik listrik karena pengetahuannya soal itu terbatas. Kalau soal desain ya tidak sulit karena memang ia mahasiswa desain manajemen produk dan ada kuliah tentang transportation design.
Motor listrik ini berbeda dengan sepeda listrik yang sudah ada di pasaran. Selain desainnya tak sama, motor ini tanpa dilengkapi pengayuh seperti sepeda listrik. Dia bahkan mengklaim motor ciptaannya ini kali pertama ada.
Untuk membuat motor listrik ini banyak sekali kendala yang dialami. Mulai dari kesulitan mencari komponen motor listrik dan baterai yang memang jarang di pasaran. ”Saya sampai beli online dari Jakarta. Dan itu butuh hingga dua bulan untuk mendaopat kiriman dari China,”terangnya.
Kendala lain dialami saat proses uji coba. Saat mengetes motor malam hari di depan rumahnya. Ketika baru berjalan 100 meter, tiba-tiba muncul asap dari stop kontaknya. Setelah dilihat ternyata terjadi korsleting. ”Mungkin dia kepanasan karena sejak sore motor ini sudah saya hajar untuk dites berkali-kali,”akunya sambil tersenyum.
Beruntung Ruben memasang sekering  di dalam sehingga tidak menimbulkan percikan api dan terbakar. Selain korsleting, Ruben juga pernah hampir jatuh saat mengendarai motor karena baut as nya kendor.
”Awalnya kok rasanya berat banget. Tetapi saya hajar terus. Eh, tenyata langsung berhenti dan saya hampir jatuh. Setelah saya lihat as nya kendor dan roda seret langsung mengunci,”katanya.
Dari pengalaman-penaglaman itu, Ruben juga sempat tergelitik ketika membawa motor dari Kota Jombang ke rumahnya di daerah Blimbing, Kecamatan Gudo, Jombang. Di tengah perjalanan dia dicegat polisi karena tidak menempelkan plat nomor. ”Saat saya bilang ini motor listrik buatan sendiri. Polisinya malah lihat dan setelah itu saya disuruh jalan,”katanya. Sayangnya, kekurangan dari motor listrik ini adalah tidak memiliki plat nomor sehingga tidak bisa di bawa pergi jauh.
Bukan tanpa alasan Ruben susah-susah membuat motor listrik. Dia ingin memberikan alternatif transportasi yang bebas polusi karena motornya ini tidak mengeluarkan gas buang (emisi).
Ruben berharap inovasinya ini bisa diteruskan hingga produksi masal. Menurutnya, untuk memproduksi masal motor listrik tidak butuh biaya yang sangat besar. ”Kalau prototipe ini habis Rp 15 juta, mungkin kalau diproduksi masal Cuma Rp 11 juta per unit,”terangnya.
Kresno Soelasmono, Dosen pembimbing mengapresiasi positif karya Ruben. “Saya sudah mengendarai motor ini dari Ubaya ke rumah saya di Kenjeran, sejauh ini baik walaupun ada beberapa komponen yang harus dibongkar dan diperbaiki,”katanya.
Ruben yang berhasil mendapat nilai A ketika mempresentasikan tugas akhir (TA) tentang sepeda motor listrik itu.




Pancong Green Tea
Apa itu pancong? Makanan tradisional khas betawi yang sangat di gemari dan di sukai karena memiliki rasa yang khas. Kue pancong di buat dari tepung terigu yang di olah dan di panggang di api yang kecil, membuat kue pancong mudah dan tidak lama dalam proses pembuatannya. Dulu kue pancong hanya ada satu rasa yaitu original rasa asli dari kue pancong itu, lalu di atasnya diberi toping mesis,susu,dan keju. Kue pancong biasanya disajikan dengan matang atau setengah matang tergantung dengan keinginan kita lebih suka yang matang atau setengah matang.
Kue pancong setengah matang biasanya lebih di minati dan di gemari anak-anak dan bukan hanya anak-anak yang suka pancong kalangan orang dewasa pun masih suka dengan pancong. Kue pancong sekarang bisa di temukan di daerah Jakarta, bekasi dan sekitarnya di tempat-tempat warkop atau café dan sejak boomingnya pancong dengan rasa green tea semakin terkenal lah pancong di kalangan anak-anak sekaligus kalangan orang dewasa. Pancong green tea sangat diminati dan dicari karena makanan ini yang semakin khas dengan corak green teanya. Pancong biasanya berwarna cream kekuningan dan hanya di tabur mesis atasnya, sekarang dengan inovasi baru pancong green tea yang berwarna hijau dan mempunyai rasa yang lebih terasa green teanya.
Kue pancong green tea yang sekarang ini sangat popular yang membuat para penjual kue lain ingin beralih menjual pancong green tea. Bukan hanya daya tarik green tea yang sangat di minati tetapi rasa dari pancong green tea memang lebih kuat dan terasa sekali di mulut jika kita mencobanya. Sekarang pun banyak yang menjual kue pancong green tea lewat internet dengan di pasangnya iklan kue pancong green tea yang sangat menarik dan terlihat enak para konsumen pun tidak akan ribet atau susah lagi untuk membeli pancong green tea hanya dengan membuka internet dan mencari penjual kue pancong green tea online kita bisa langsung memesan makanan itu lalu langsung di kirim kerumah kita.
Terlebih lagi selain kue pancongnya yang sangat digemari, green tea itu sendiri juga sangat diminati oleh anak muda dan orang dewasa. Makanan apa saja bila dicampur green tea pasti akan digemari dan akan sangat diminati. Makanan makanan yang ada dipasaran dan dicampur dengan green tea, ada martabak, kitkat, kue cubit, cokelat dan masih banyak lagi. Percampuran antara pancong yang sangat diminati dan green tea yang sangat diminati adalah perpaduan yang pas dan inovatif. Siapa saja yang mencoba pancong green tea seakan akan terhipnotis untuk datang kembali ketempat penjual pancong green tea. Orang orang yang kesana selalu ketagihan makan pancong tersebut.
Meskipun tempat jualan pancong green tea kebanyakan terdapat diwarkop warkop yang kurang nyaman bila dipakai untuk nongkrong bersama teman teman, karena tempatnya yang panas dan agak sedikit pengap akibat dari dipanggangnya pancong tersebut, tetapi itu tidak menyurutkan minat para penikmat pancong green tea, selalu terlihat banyak pembeli di warkop warkop tersebut. Pembeli sampai antri antri untuk membeli pancong green tea, walaupun memasak pancong tidaklah lama, hanya memerlukan sekitar 3 sampai 5 menit untuk memanggang satu loyang pancong setengah matang, dan diatas 5 menit untuk memanggang satu loyang pancong matang, tetapi jika kita ingin membeli pancong biasanya kita bisa menunggu sekitar 30 menit hingga satu jam, karena antrian yang cukup banyak.
Pancong green tea ini biasanya, dicampur green tea dengan dua cara, yaitu adonan pancong original diberi satu sendok bubuk green tea dan diaduk rata lalu dipanggang, cara yang kedua pancong original dipanggang seperti biasa, bila sudah setengah matang, diatasnya ditaburi bubuk green tea dengan jumlah yang sama, yaitu 1 sendok teh. Lalu disajikan dengan topping mesis, susu, keju, oreo dan kitkat green tea atau kita juga bisa memilih beberapa diantara topping tersebut, bagi yang tidak suka salah satu diantaranya kita juga dapat memesan kue pancong yang kita suka seperti pancong selai dan pancong original.
Bagi kalian yang ingin mencoba Kue pancong green tea, kalian bisa datang ke salah satu tempat yang terkenal akan kue pancong yaitu Pancong Regge di daerah Rawalumbu Bekasi timur, tidak akan menyeselinya karena kalian tertarik dengan pancong green tea maka pancong tersebut akan membuat kalian semakin terpikat karena rasanya yang manis dan aroma green tea nya yang kuat harga satu porsi pancong geen tea juga tidak mahal dan sangat sangat terjangkau untuk satu porsi pancong berkisar dari harga 5000 sampai 10000 rupiah kalian yang ingin mencobanya silahkan datang ke Warung Pancong Regge banyak variasi menu pancong disana tempatnya juga sangat strategis cocok untuk nongkrong bersama teman pacar atau keluarga warung pancong regge buka dari jam 12 siang sampai jam 3 pagi buat kalian yang suka begadang tengah malem dan suka nonton bola diwarung pancong regge juga menyediakan fasilitas nonton bola bareng.

Sumber :
1.      Tri_maryani.staff.gunadarma.ac.id

4.      Kreativitas & Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potendi Kreatif & Bakat. Prof Dr.S.C Utami Munandar. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. (Hal. 59 – 60)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar