TUGAS KE-1
TEORI KEPRIBADIAN
SEHAT
Nama : Devia Hira Wardhani
Kelas : 2PA17
NPM : 12514840
A. ALIRAN PSIKOANALISIS
Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud
dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.
Sigmund Freud sendiri dilahirkan di Moravia pada tanggal 6 Mei 1856 dan
meninggal di London pada tanggal 23 September 1939. Pada mulanya istilah
psikoanalisis hanya dipergunakan dalam hubungan dengan Freud saja, sehingga
“psikoanalisis” dan “psikoanalisis” Freud sama artinya. Bila beberapa pengikut
Freud dikemudian hari menyimpang dari ajarannya dan menempuh jalan
sendiri-sendiri, mereka juga meninggalkan istilah psikoanalisis dan memilih
suatu nama baru untuk menunjukan ajaran mereka. Contoh yang terkenal adalah
Carl Gustav Jung dan Alfred Adler, yang menciptakan nama “psikologi analitis”
(en: Analitycal psychology) dan “psikologi individual” (en: Individual
psychology) bagi ajaran masing-masing. Psikoanalisis memiliki tiga penerapan:
suatu metoda penelitian dari pikiran; suatu ilmu pengetahuan sistematis
mengenai perilaku manusia; dan suatu metoda perlakuan terhadap penyakit
psikologis atau emosional.
Dalam
cakupan yang luas dari psikoanalisis ada setidaknya 20 orientasi teoretis yang
mendasari teori tentang pemahaman aktivitas mental manusia dan perkembangan
manusia. Berbagai pendekatan dalam perlakuan yang disebut “psikoanalitis”
berbeda-beda sebagaimana berbagai teori yang juga beragam. Psikoanalisis
Freudian, baik teori maupun terapi berdasarkan ide-ide Freud telah menjadi
basis bagi terapi-terapi moderen dan menjadi salah satu aliran terbesar dalam
psikologi. Sebagai tambahan, istilah psikoanalisis juga merujuk pada metoda
penelitian terhadap perkembangan anak.
- Struktur Kepribadian dan Terapi :
a. Struktur kepribadian
Menurut
freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar
(en:conscious), prasadar (en:preconscious), dan tak-sadar (unconscious).
Aliran psikoanalisis Freud merujuk pada suatu jenis
perlakuan dimana orang yang dianalisis mengungkapkan pemikiran secara verbal,
termasuk asosiasi bebas, khayalan, dan mimpi, yang menjadi sumber bagi seorang
penganalisis merumuskan konflik tidak sadar yang menyebabkan gejala yang
dirasakan dan permasalahan karakter pada pasien, kemudian
menginterpretasikannya bagi pasien untuk menghasilkan pemahaman diri untuk
pemecahan masalahnya.
b. Terapi
Intervensi khusus dari seorang penganalisis biasanya mencakup
mengkonfrontasikan dan mengklarifikasi mekanisme pertahanan, harapan, dan
perasaan bersalah. Melalui analisis konflik, termasuk yang berkontribusi
terhadap daya tahan psikis dan yang melibatkan tranferens kedalam reaksi yang
menyimpang, perlakuan psikoanalisis dapat mengklarifikasi bagaimana pasien
secara tidak sadar menjadi musuh yang paling jahat bagi dirinya sendiri:
bagaimana reaksi tidak sadar yang bersifat simbolis dan telah distimulasi oleh
pengalaman kemudian menyebabkan timbulnya gejala yang tidak dikehendaki. Terapi
dihentikan atau dianggap selesai saat pasien mengerti akan kenyataan yang
sesungguhnya, alasan mengapa mereka melakukan perilaku abnormal, dan menyadari
bahwa perilaku tersebut tidak seharusnya mereka lakukan, lalu mereka sadar
untuk menghentikan perilaku itu.
Psikonaliasis disebut-sebut sebagai kekuatan pertama dalam aliran
psikologi. Aliran ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1890-an oleh Simund
Freud, seorang ahli neurologi yang berhasil menemukan cara-cara pengobatan yang
efektif bagi pasien-pasien yang mengalami gangguan gejala neurotik dan histeria
melalui teknik pengobatan eksperimental yang disebut abreaction, sebuah
kombinasi antara teknik hipnotis dengan katarsis, yang dia pelajari dari senior
sekaligus sahabatnya, Dr. Josef Breuer. Bersama-sama dengan Breuer, Freud
menangani pasien-pasien dengan gangguan histeria yang menjadi bahan bagi
tulisannya, :”Studies in Histeria”. Kerjasamanya dengan Jean Martin Charcot,
dokter syaraf terkenal di Perancis, dia banyak menggali tentang gejala-gejala
psikosomatik dari pasien-pasien yang mengalami gangguan seksual.
- Teori yang dihasilkan oleh psikoanalisa
Freud berhasil mengembangkan teori kepribadian yang membagi
struktur mind ke dalam tiga bagian yaitu :
a. consciousness (alam sadar),
b. preconsciousness (ambang sadar) dan
c. unconsciousness (alam bawah sadar).
Dari
ketiga aspek kesadaran, unconsciousness adalah yang paling dominan dan paling
penting dalam menentukan perilaku manusia (analoginya dengan gunung es). Di
dalam unsconscious tersimpan ingatan masa kecil, energi psikis yang besar dan
instink. Preconsciousness berperan sebagai jembatan antara conscious dan
unconscious, berisi ingatan atau ide yang dapat diakses kapan saja.
Consciousness hanyalah bagian kecil dari mind, namun satu-satunya bagian yang
memiliki kontak langsung dengan realitas. Freud mengembangkan konsep struktur
mind tersebut dengan mengembangkan “mind apparatus”, yaitu yang dikenal dengan
struktur kepribadian Freud dan menjadi konstruknya yang terpenting, yaitu id,
ego dan super ego.
Id adalah struktur paling mendasar dari kepribadian,
seluruhnya tidak disadari dan bekerja menurut prinsip kesenangan, tujuannya
pemenuhan kepuasan yang segera.
Ego berkembang dari id, struktur kepribadian yang mengontrol
kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia.
Superego, berkembang dari ego saat manusia mengerti nilai
baik buruk dan moral. Superego merefleksikan nilai-nilai sosial dan menyadarkan
individu atas tuntuta moral.
Apabila
terjadi pelanggaran nilai, superego menghukum ego dengan menimbulkan rasa
salah. Ego selalu menghadapi ketegangan antara tuntutan id dan superego. Apabila
tuntutan ini tidak berhasil diatasi dengan baik, maka ego terancam dan
muncullah kecemasan (anxiety). Dalam rangka menyelamatkan diri dari ancaman,
ego melakukan reaksi defensif /pertahanan diri. Hal ini dikenal sebagai defense
mecahnism yang jenisnya bisa bermacam-macam, seperti : identifikasi, proyeksi,
fiksasi, agesi regresi, represi.
Pemikiran
Psikoanalisis dari Freud semakin terus berkembang, Alfred Adler (1870-1937),
sebagai pengikut Freud yang berhasil mengembangkan teorinya sendiri yang
disebut dengan Individual Psychology. Konsep utama Adler adalah organ
inferiority. Berangkat dari teorinya tentang adanya inferiority karena
kekurangan fisik yang berusaha diatasi manusia, ia memperluas teorinya dengan
menyatakan bahwa perasaan inferior adalah universal. Setiap manusia pasti punya
perasaan inferior karena kekurangannya dan berusaha melakukan kompensasi atas
perasaan ini. Kompensasi ini bisa dalam bentuk menyesuaikan diri ataupun
membentuk pertahanan yang memungkinkannya mengatasi kelemahan tersebut.
Selanjutnya, Adler juga membahas tentang striving for superiority, yaitu dorongan
untuk mengatasi inferiority dengan mencapai keunggulan. Dorongan ini sifatnya
bawaan dan merupakan daya penggerak yang kuat bagi individu sepanjang hidupnya.
Adanya striving for superiority menyebabkan manusia selalu berkembang ke arah
kesempurnaan. Teorinya ini yang membuat Adler memiliki pandangan lebih optimis
dan positif terhadap manusia serta lebih berorientasi ke masa depan
dibandingkan Freud yang lebih berorientasi ke masa lalu.
Carl
Gustav Jung (1875-1961), salah seorang murid Freud yang kemudian berhasil
mengembangkan teorinya sendiri yang disebut Analytical Psychology. Jung
menekankan pada aspek ketidakadaran dengan konsep utamanya, collective
unconscious. Konsep ini sifatnya transpersonal, ada pada seluruh manusia. Hal
ini dapat dibuktikan melalui struktur otak manusia yang tidak berubah.
Collective
unconscious terdiri dari jejak ingatan yang diturunkan dari generasi terdahulu,
cakupannya sampai pada masa pra-manusia. Misalnya, cinta pada orangtua, takut
pada binatang buas,dan lain-lain. Collective unconscious ini menjadi dasar
kepribadian manusia karena didalamnya terkandung nilai dan kebijaksanaan yang
dianut manusia. Ide-ide yang diturunkan atau primordial images disebut sebagai
archetype, yang terbentuk dari pengalaman yang berulang dalam kurun waktu yang
lama.
Ada
beberapa archetype mendasar pada manusia, yaitu persona, anima, shadow, self.
Archetype inilah yang menjadi isiIunconsciousness.
Hingga saat ini di Amerika Serikat tercatat sekitar 35 lembaga
pelatihan Psikoanalisis yang telah terakreditasi oleh American Psychoanalytic
Association dan terdapat lebih dari 3.000 lulusannya yang menjalankan praktik
psikoanalisis. Pemikiran psikoanalisis tidak hanya berkembang di Amerika di
hampir seluruh belahan Eropa dan belahan dunia lainnya.
Beberapa teori yang dihasilkan dari kalangan psikoanalisis,
diantaranya :
(1) teori konflik;
(2) psikologi ego;
(3) teori hubungan-hubungan objek;
(4) teori struktural; dan sebagainya
Terlepas dari kontroversi yang menyertainya, psikoanalisis
merupakan salah satu aliran psikologi yang telah berhasil menguak sisi
kehidupan manusia yang tidak bisa diamati secara inderawi. Psikoanalisis telah
mengantarkan pelopornya, yaitu Sigmund Freud sebagai salah satu tokoh psikologi
yang paling populer di Amerika pada abad ke-20.
Kepribadian yang
sehat menurut psikoanalisis :
a. Menurut freud
kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
b. Kemampuan
dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar.
c. Mental yang
sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego.
d. Tidak
mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya.
e. Dapat
menyesuaikan keadaan ddengan berbagai dorongan dan keinginan.
B. ALIRAN BEHAVIORISTIK
Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh
John B. Watson pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus merupakan
unsure subyek tunggal psikologi. Behaviorisme merupakan aliran revolusioner,
kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam.
Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang menganalisis
jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis
(yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak). Behaviorisme
secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi
dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata.
Dengan demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam
elemen seperti yang dipercayai oleh strukturalism. Berarti juga behaviorisme
sudah melangkah lebih jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa
dan masih memfokuskan diri pada proses-proses mental.
Behaviorisme
ingin menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat diukur,
dilukiskan, dan diramalkan. Behaviorisme memandang pula bahwa ketika
dilahirkan, pada dasarnya manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan
berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya.
Lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia buruk, lingkungan yang baik
akan menghasilkan manusia baik. Kaum behavioris memusatkan dirinya pada
pendekatan ilmiah yang sungguh-sungguh objektif. Kaum behavioris mencoret dari
kamus ilmiah mereka, semua peristilahan yang bersifat subjektif, seperti
sensasi, persepsi, hasrat, tujuan, bahkan termasuk berpikir dan emosi, sejauh
kedua pengertian tersebut dirumuskan secara subjektif. Fungsionalisme Menjadi
dasar bagi behaviorisme melalui pengaruhnya pada tokoh utama behaviorisme,
yaitu Watson. Watson adalah murid dari Angell dan menulis disertasinya di
University of Chicago. Dasar pemikiran Watson yang memfokuskan diri lebih
proses mental daripada elemen kesadaran, fokusnya perilaku nyata dan
pengembangan bidang psikologi pada animal psychology dan child psychology
adalah pengaruh dari fungsionalisme. Meskipun demikian, Watson menunjukkan
kritik tajam pada fungsionalisme.
- prinsip aliran behaviorisme
Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan
sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak
Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik
adalah pseudo problem untuk sciene, harus dihindari.
Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior,
adalah satu-satunya subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.
Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini
dikembangkan lagi oleh para behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi
behaviorisme dan akhirnya pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem
Watson, dengan mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus
pada overt behavior tetap terjadi.
Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol
dan bersifat positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi.
Banyak ahli (a.l. Lundin, 1991 dan Leahey, 1991) membagi
behaviorisme ke dalam dua periode, yaitu behaviorisme awal dan yang lebih
belakangan. Terhadap aliran behaviorisme ini, kritik umumnya diarahkan pada
pengingkaran terhadap potensi alami yang dimiliki manusia. Bahkan menurut
pandangan ini, manusia tidak memiliki jiwa, tidak memiliki kemauan dan
kebebasan untuk menentukan tingkah lakunya sendiri.
John B. Watson
Watson
berpendapat bahwa introspeksi merupakan pendekatan yang tidak ada gunanya.
Alasannya adalah jika psikologi dianggap sebagai suatu ilmu, maka datanya harus
dapat diamati dan diukur. Watson mempertahankan pendapatnya bahwa hanya dengan
mempelajari apa yang dilakukan manusia (perilaku mereka) memungkinkan psikologi
menjadi ilmu yang objektif. Watson menolak pikiran sebagai subjek dalam
psikologi dan mempertahankan pelaku sebagai subjek psikologi. Khususnya
perilaku yang observabel atau yang berpotensi untuk dapat diamati dengan
berbagai cara baik pada aktivitas manusia dan hewan. 3 prinsip dalam aliran
behaviorisme:
menekankan respon terkondisi sebagai elemen atau pembangun
pelaku. Kondisi adalah lingkungan external yang hadir dikehidupan. Perilaku
muncul sebagai respon dari kondisi yang mengelilingi manusia dan hewan.
Perilaku adalah dipelajari sebagai konsekuensi dari pengaruh
lingkungan maka sesungguhnya perilaku terbentuk karena dipelajari. Lingkungan
terdiri dari pengalaman baik masa lalu dan yang baru saja, materi fisik dan
sosial. Lingkungan yang akan memberikan contoh dan individu akan belajar dari
semua itu.
Memusatkan pada perilaku hewan. Manusia dan hewan sama, jadi
mempelajari perilaku hewan dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku manusia.
B.F. Skinner
”Behaviorisme”, sebutan bagi aliran
yang dianut Watson, turut berperan dalam pengembangan bentuk psikologi selama
awal pertengahan abad ini, dan cabang perkembangannya yaitu psikologi
stimulus-respon yang masih tetap berpengaruh. Hal ini terutama karena hasil
jerih payah seorang ahli psikologi dari Harvard, B.F. Skinner. Psikologi
stimulus-respon mempelajari rangsangan yang menimbulkan respon dalam bentuk
perilaku, mempelajari ganjaran dan hukuman yang mempertahankan adanya respon
itu, dan mempelajari perubahan perilaku yang ditimbulkan karena adanya
perubahan pola ganjaran dan hukuman. Skinner, berpendapat kepribadian terutama
adalah hasil dari sejarah penguatan pribadi individu .
Meskipun
pembawaan genetis turut berperan, kekuatan-kekuatan sangat menentukan perilaku
khusus yang terbentuk dan dipertahankan, serta merupakan khas bagi individu
yang bersangkutan. Dalam sebuah karyanya, Skinner membuat 3 asumsi dasar,
yaitu:
Perilaku itu terjadi menurut hukum (behavior can be
controlled)
Skinner menekankan bahwa perilaku dan kepribadian manusia
tidak dapat dijelaskan dengan mekanisme psikis seperti Id atau Ego
Perilaku manusia tidak ditentukan oleh pilihan individual.
Kaum behavioris lebih dikenal dengan teori belajar, karena menurut mereka, seluruh
perilaku manusia, kecuali insting, adalah hasil belajar. Kaum behavioris sangat
mengagungkan proses belajar, terutama proses belajar asosiatif atau proses
belajar stimulus-respon, sebagai penjelasan terpenting tentang tingkah laku
manusia. Para pendahulu aliran pemikiran ini adalah Isaac Newton dan Charles
Darwin. Tokoh-tokoh lainnya yaitu Edward Thorndike, Clark Hull, John Dollard,
Neal Miller, dan masih banyak lagi lainnya.
teori belajar behaviorisme
Teori
belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan
Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman Teori ini
lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah
pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai
aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang
tampak sebagai hasil belajar.
Teori
behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang
belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan
menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan
semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Belajar
merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin,
2000:143). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan
perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah
input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa
saja yang diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau
tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses
yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena
tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur.
Yang
dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan
oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar (respon) harus dapat
diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran
merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan
tingkah laku tersebut.
Faktor lain
yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan
(reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka
respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan
(negative reinforcement) maka respon juga semakin kuat.
Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik,
meliputi:
Reinforcement and Punishment;
Primary and Secondary Reinforcement;
Schedules of Reinforcement;
Contingency Management;
Stimulus Control in Operant Learning;
The Elimination of Responses (Gage, Berliner, 1984).
Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya adalah
Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner.
Kepribadian yang sehat menurut behavioristik :
1. Memberikan
respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan lingkungannya.
2. Bersifat sistematis dan bertindak dengan
dipengaruhi oleh pengalaman sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena
manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri.
3. Menekankan
pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang objektif.
C. ALIRAN HUMANISTIK
Psikologi
humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun
1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang
pada abad pertengahan. Pada akhir tahun 1950-an, para ahli psikologi, seperti :
Abraham Maslow, Carl Rogers dan Clark Moustakas mendirikan sebuah asosiasi
profesional yang berupaya mengkaji secara khusus tentang berbagai keunikan
manusia, seperti tentang : self (diri), aktualisasi diri, kesehatan, harapan,
cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya.
Psikologi
humanistik muncul sebagai reaksi atas aliran psikoanalisis dan behaviorisme
serta dipandang sebagai “kekuatan ketiga “ dalam aliran psikologi.
Psikoanalisis dianggap sebagai kekuatan pertama dalam psikologi yang awal
mulanya datang dari psikoanalisis ala Freud yang berusaha memahami tentang
kedalaman psikis manusia yang dikombinasikan dengan kesadaran pikiran guna
menghasilkan kepribadian yang sehat. Kelompok psikoanalis berkeyakinan bahwa
perilaku manusia dikendalikan dan diatur oleh kekuatan tak sadar dari dalam
diri. Kekuatan psikologi yang kedua adalah behaviorisme yang dipelopori oleh
Ivan Pavlov dengan hasil pemikirannya tentang refleks yang terkondisikan. Kalangan
Behavioristik meyakini bahwa semua perilaku dikendalikan oleh faktor-faktor
eksternal dari lingkungan
Dalil Utama dari Psikologi Humanistik
Dalam
mengembangkan teorinya, psikologi humanistik sangat memperhatikan tentang
dimensi manusia dalam berhubungan dengan lingkungannya secara manusiawi dengan
menitik-beratkan pada kebebasan individu untuk mengungkapkan pendapat dan
menentukan pilihannya, nilai-nilai, tanggung jawab personal, otonomi, tujuan
dan pemaknaan. Dalam hal ini, James Bugental (1964) mengemukakan tentang 5
(lima) dalil utama dari psikologi humanistik, yaitu:
keberadaan manusia tidak dapat direduksi ke dalam
komponen-komponen;
manusia memiliki keunikan tersendiri dalam berhubungan
dengan manusia lainnya;
manusia memiliki kesadaran akan dirinya dalam mengadakan
hubungan dengan orang lain;
manusia memiliki pilihan-pilihan dan dapat bertanggung jawab
atas pilihan-pilihanya; dan
manusia memiliki kesadaran dan sengaja untuk mencari makna,
nilai dan kreativitas.
Terdapat beberapa ahli psikologi yang telah memberikan
sumbangan pemikirannya terhadap perkembangan psikologi humanistik. Sumbangan
Snyggs dan Combs (1949) dari kelompok fenomenologi yang mengkaji tentang
persepsi. Dia percaya bahwa seseorang akan berperilaku sejalan dengan apa yang
dipersepsinya. Menurutnya, bahwa realitas bukanlah sesuatu yang yang melekat
dari kejadian itu sendiri, melainkan dari persepsinya terhadap suatu kejadian.
Dari
pemikiran Abraham Maslow (1950) yang memfokuskan pada kebutuhan psikologis tentang
potensi-potensi yang dimiliki manusia. Hasil pemikirannya telah membantu guna
memahami tentang motivasi dan aktualisasi diri seseorang, yang merupakan salah
satu tujuan dalam pendidikan humanistik.
Morris
(1954) meyakini bahwa manusia dapat memikirkan tentang proses berfikirnya
sendiri dan kemudian mempertanyakan dan mengoreksinya. Dia menyebutkan pula
bahwa setiap manusia dapat memikirkan tentang perasaan-persaannya dan juga
memiliki kesadaran akan dirinya. Dengan
kesadaran dirinya, manusia dapat berusaha menjadi lebih baik.
Carl
Rogers berjasa besar dalam mengantarkan psikologi humanistik untuk dapat
diaplikasian dalam pendidikan. Dia mengembangkan satu filosofi pendidikan yang
menekankan pentingnya pembentukan pemaknaan personal selama berlangsungnya
proses pembelajaran dengan melalui upaya menciptakan iklim emosional yang
kondusif agar dapat membentuk pemaknaan personal tersebut. Dia memfokuskan pada
hubungan emosional antara guru dengan siswa
Teori yang Dimiliki Humanistik
Berkenaan
dengan epistemiloginya, teori-teori humanistik dikembangkan lebih berdasarkan
pada metode penelitian kualitatif yang menitik-beratkan pada pengalaman hidup
manusia secara nyata (Aanstoos, Serlin & Greening, 2000). Kalangan
humanistik beranggapan bahwa usaha mengkaji tentang mental dan perilaku manusia
secara ilmiah melalui metode kuantitatif sebagai sesuatu yang salah kaprah.
Tentunya
hal ini merupakan kritikan terhadap kalangan kognitivisme yang mengaplikasikan
metode ilmiah pendekatan kuantitatif dalam usaha mempelajari tentang psikologi.
Sebaliknya, psikologi humanistik pun mendapat kritikan bahwa
teori-teorinya tidak mungkin dapat memfalsifikasi dan kurang memiliki kekuatan
prediktif sehingga dianggap bukan sebagai suatu ilmu (Popper, 1969, Chalmers,
1999).
Hasil
pemikiran dari psikologi humanistik banyak dimanfaatkan untuk kepentingan
konseling dan terapi, salah satunya yang sangat populer adalah dari Carl Rogers
dengan client-centered therapy, yang memfokuskan pada kapasitas klien untuk
dapat mengarahkan diri dan memahami perkembangan dirinya, serta menekankan
pentingnya sikap tulus, saling menghargai dan tanpa prasangka dalam membantu
individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Rogers menyakini bahwa klien
sebenarnya memiliki jawaban atas permasalahan yang dihadapinya dan tugas
konselor hanya membimbing klien menemukan jawaban yang benar. Menurut Rogers,
teknik-teknik asesmen dan pendapat para konselor bukanlah hal yang penting
dalam melakukan treatment atau pemberian bantuan kepada klien.
Selain
memberikan sumbangannya terhadap konseling dan terapi, psikologi humanistik
juga memberikan sumbangannya bagi pendidikan alternatif yang dikenal dengan
sebutan pendidikan humanistik (humanistic education). Pendidikan humanistik
berusaha mengembangkan individu secara keseluruhan melalui pembelajaran nyata.
Pengembangan aspek emosional, sosial, mental, dan keterampilan dalam berkarier
menjadi fokus dalam model pendidikan humanistik ini.
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT PENDAPAT ALLPORT , CARL
ROGERS, MASLOW DAN FROMM
D. MENURUT PENDAPAT ALLPORT
Secara umum teori Allport memberi definisi yang positif
terhadap manusia.
“Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang
dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut menentukan
cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya”
Dalam
teori Allport juga memandang bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke
depan, tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa seluruh teori yang
dikemukakan oleh Allport ini sangat bertentangan dengan teori-teori yang
dikemukakan oleh Freud.
Ciri-Ciri Kepribadian yang Matang Menurut Allport :
Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang
matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan
membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi fungsional.
Kualitas Kepribadian yang matang menurut allport sebagai
berikut:
1. Ekstensi sense of self
· Kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam
jangkauan yang luas.
· Kemampuan diri dan minat-minatnya dengan orang lain
beserta minat mereka.
· Kemampuan merencanakan masa depan (harapan dan rencana)
2. Hubungan hangat/akrab dengan orang lain, Kapasitas
intimacy (hubungan kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion
(pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang)
3. Penerimaan diri
Kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang
menyinggung dorongan khusus (misal : mengolah dorongan seks) dan menghadapi
rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.
4. Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan
Kemampuan memandang orang lain, objek, dan situasi.
Kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah, memiliki keahlian dalam
penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik,
mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.
5. Objektifikasi diri: insight dan humor
Kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan
orang lain. Humor tidak sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu
menghubungkan secara positif pada saat yang sama pada keganjilan dan absurditas
diri dan orang lain.
6. Filsafat Hidup
Ada latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya
yang memberikan tujuan dan arti. Contohnya lewat agama.
Untuk memahami orang dewasa kita membutuhkan gambaran tujuan
dan aspirasinya. Tidak semua orang dewasa memiliki kedewasaan yang matang. Bisa
saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa tahu apa yang ia lakukan.
E. MENURUT PENDAPAT
ROGERS
Pendapat rogers : memahami dan menjelaskan teori kepribadian
sehat menurut rogers, yang meliputi
Perkembangan kepribadian atau “self” Menurut Rogers, pribadi
yang sehat muncul dari aktualisasi diri seseorang dalam kehidupannya.
Pengalaman - pengalaman yang telah terjadi memotivasi diri untuk menjadi
pribadi yang lebih sehat dari sebelumnya. Perkembangan aktualisasis diri
berubah sejalan dengan semakin bertambahnya umur sebagai akibat dari
perkembangan biologik dan belajar. Konsep self menggambarkan konsepsi mengenai dirinya
sendiri, ciri-ciri yang dianggapnya menjadi bagian dari dirinya.
Peranan positive regard dalam pembentukan kepribadian
individu Kebutuhan tersebut disebut “need for positive regard” Kebutuhan
tersebut dibagi menjadi dua, yaitu :
a. conditional
positive regard (bersyarat),
b.
unconditional positive regard (tak bersyarat).
Contohnya, seorang atlet cilik yang ingin selalu
diperhatikan oleh orangtunya dan pelatihnya dan selalu ingin dipuji akan
prestasinya yang selama ini ia gapai. 3. Ciri-ciri orang yang berfungsi
sepenuhnya Pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami
pengharagaan positif tak bersyarat. Karena ini penting, dihargai, diterima,
disayangi, dicintai sebagai seseorang yang berarti tentu akan menerima dengan
penuh kepercayaan
F. MENURUT PENDAPAT MASLOW
Lima kebutuhan dasar Maslow - disusun berdasarkan kebutuhan
yang paling penting hingga
yang tidak terlalu krusial :
1. Kebutuhan Fisiologis
Contohnya adalah :
Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis
seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
2 . Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Contoh seperti :
Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari
teror, dan lain sebagainya.
3. Kebutuhan Sosial
Misalnya adalah :
memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-
lain
4. Kebutuhan Penghargaan
Contoh : pujian,
piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Adalah kebutuhan
dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.
Kepribadian yang sehat menurut Maslow
Maslow
membawa psikologi barat untuk tugas yang penekanannya pada determinisme dan
pengabaiannya terhadap manusia yang terjadi secara kebersamaan.Ia terutama
ditentang oleh hasil generalisasi dari penemuan yang diturunkan dari penelitian
atas “orang yang sakit mental” menjadi manusia yang utuh,berpendapat bahwa
psikologi seharusnya member perhatian pada penelitian tentang kesehatan
mental,yang mana dia memandang sebagai pemenuhan terhadap kelima hierarki
motivasi dari kebutuhan perkembangbiakan dalam kebutuhanterhadp aktualisasi
diri. Dia mendasarkan teori motivasinya pada asumsi optimis tentang instrinsik
manusia yang ebrsifat baik,yang memandang sebagai bercorak biologisnya.
Memang,meskipun Maslow dianggap sebagai pendiri psikologi humanistic,dia
juga dipandang sebagi pelopor dari Psikologi Transpersonal.Maslow beragumentasi
bahwa oleh karena ketakutan ini penyesuaian normal menyangkut rata-rata akal
sehat orang yang mengimplikasikan keberhasilan yang terus berlanjut terhadap
penolakan diri dan kedalaman sifat manusia.Pandangan maslow terutama yang
menghubungkan kapasitas untuk pengalaman puncak (peak experience),menemukan
resonansi dalam budaya tanding pada 1960-an dan ia dielukan sebagai nabi utama
dari gerakan kesadaran.Selama 1960 dan 1970-an psikologi transpersonal
berkembang berdampingan dengan penelitian tentang kondisi kesadaran yang lain.
Meskipun
demikian,pandangan Maslow tentang kondisi manusia dan model kesehantannya,yang
di satu sisi membuka bidang baru dalam psikologi,sebenarnya bukan gagasan yang
baru atau orisinal.Konsepnya tentang manusia dan penekanannya terhadap
perubahan sama dengan yang ditemukan mengandung kemiripan yang mengejutkan
dengan konsep yang diajukan Dr.Samuel Hahnmann,oerubus pengobatan homeopathic
modern.
Maslow
mengatakan “saya memepertimbangkan Humanistik,psikologi kekuatan ketiga menajdi
transisi,suatu persiapan untuk psikologi keempat yang “lebih tinggi”,
transpersonal, transhumant, lebih berpusat pada alam semesta (cosmos) dari pada
kebutuhan manusia dan kepentingan manusia. Jadi menurut saya kesimpulan saya.
Psikologi humanistik menurut maslow itu adalah manusia untuk bersifat baik,baik
secara manusiawi dan biologisnya,namun sering kita lihat juga bahwa adanya
penolakan atas sisi kita yang terbaik dan banyak juga keunikan keunikan yang
dimiliki setiap individu,baik secara konteks social , budaya dan individunya
tersebut.bisa kita lihat contoh keunikan budaya kita,yaiutu di Kalimantan
Selatan (dayak). Disana banyak sekali orang-orang mengkreasikan derinya
tersebut,seperti mentato tubuhnya dengan gambar artefak-artefak kuno,Menindik
hidungnya dengan tulang tulang hewan yang sudah mati,dsb.Namun tidak hanya dari
segi itu saja kita dapat melihat keunikan manusia.Kita juga bias melihat
kemampuan individu dalam pengalaman-pengalaman mistik/spritualnya dan Maslow
berpendapat bahwa "dunia spiritual dan dunia yang terhubung,merupakan satu
kesatuan yang kuat”.Mungkin ini semua di karenakan “identifikasi dengan spesies
manusia yang bertambah dan bekurang dan adanya perubahan nilai dan struktur
yang terjadi di masyarakat yang semakin demokratis”.Dan perkembangan
transpersonal dan transhumant itu akan menawarkan secara sangat baik bagi
kepuasan nyata,kegunaan,kepuasan yang efektif tentang “idelaisme yang frust
ciri-ciri Kepribadian yang sehat
1. Menerima realitas secara tepat
Orang-orang yang sangat sehat
mengamati objek-objek dan orang-orang di dunia sekitarnya secara objektif,
teliti terhadap arang lain, mampu menemukan denagn cepat penipuan dan
ketidakjujuran. Mereka bersandar semata-mata pada keputusan dan persepsi mereka
sendiri serta tidak terdapat pandangan-pandangan yang berat sebelah atau
prasangka-prasangka.
Kepribadian-kepribadian yang tidak sehat mengamati dunia menurut
ukuran-ukuran subyektif mereka sendiri, memaksa dunia untuk mencocokannya dengan
bentuk ketakutan-ketakutan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai. Semakin
objektif kita mampu menggambarkan kenyataan, maka semakin baik kemampuan kita
untuk berpikir secara logis, untuyk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang tepat,
dan pada umumnya untuk menjadi efisien secara intelektual.
2. Menerima diri dan orang lain apa adanya
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri menerima diri mereka.
Kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan mereka tanpa keluhan atas kesusahan.
Sesungguhnya, mereka tidak terlampau banayk memikirkannya. Meskipun
individu-individu yang sangat sehat ini memiliki kelemahan–kelemahan atau
cacat-cacat, tetapi mereka tidak merasa malu atau merasa bersalah terhadap
hal-hal tersebut.
Karena
orang-orang sehat ini begitu menerima kodrat mereka, maka mereka tidak harus
mengubah atau memlsukan diri mereka. Mereka santai dan puas denagn diri mereka
dan penerimaan ini berlaku bagi semua tingkat kehidupan.
Sebaliknya,
orang-orang neurotis dilumpuhkan oleh persaan malu atau perasaan salah atas
kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan mereka, begitu di hantui sehingga
mereka mengalihkan waktu dan energi dari hal-hal yang lebih konstuktif.
3. Bertidak secara spontan dan alamiah, tidak dibuat-buat
Pengaktualisasian
diri bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura-pura.
Kita dapat mengatakan bahwa orang-orang ini bertingkah laku
secara kodrati yakni sesuai dengan kodrat mereka.
Dalam situasi
dimana ungkapan perasaan yang wajar dan jujur dapat menyakitkan orang lain,
atau dimana hal tersebut tidak penting, maka untuk sementara mereka mengekang
persaaan-perasaan itu. Jadi, mereka tidak sengaja menjadi tidak konvensional
atau memberontak, mereka tidak mau mencari kesenangan dalam mencemoohkan dengan
sengaja aturan-aturan dan adapt-adat social.
Akan tetapi dalam situasi di mana menaruh hormat kepada
kebiasaan social mengganggu apa yang dianggap penting oleh orang-orang yang
sehat, mereka tidak ragu menentang kebiasaan tersebut.
Lagi pula
mereka sendiri adalah wajar dan sederhana, merasa yakin dan aman, serta tidak
konvensioanal dengan tidak bersikap agresif dan memberontak.
4. Memusatkan pada masalah-masalah bukan pada perseorangan
Orang yang
mengaktualisasikan diri mencintai pekerjaan mereka dan berpendapat bahwq
pekerjaan itu tentu saja cocok untuk mereka. Pekerjaan mereka adalah sesuatu
yang ingin mereka lakukan; tentu, sesuatu yang harus mereka lakuakn tidak
semata-mata suatu pekerjaan untuk mendapat penghasilan.
Mereka tidak
melakukan pekerjaan untuk mendapatkan uang,popularitas atau kekuasaan, tetapi
karena pekerjaan itu memuaskan metakebutuhan. Menantang dan mengembangakan
kemampuan-kemempuan mereka, menyebabkan mereka bertumbuh sampai pada tingkat
potensi mereka yang paling, dan membantu merumuskan pengertian mereka tentang
diri mereka siapa dan apa..
5. Memiliki kekuasaan dan tidak bergantung pada orang lain
Orang-orang
yang mengaktualisasikan diri memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk pemisahan
dan kesunyian. Mereka tidak tergantung pada orang-orang lain untuyk kepuasan
mereka dan dengan demikian mungkin mereka menjauhkan diri dan tidak ramah.
Tingkah laku dan perasaan meeka sangatt egosentris dan terarah kepada dir
mereka sendiri.
Sebaliknya,
orang-orang neuorotis biasanya snagat emosional tergantung pada orang-orang
lain untuk kepuasan dimana mereka tidak mampu menghasilkan untuk diri mereka.
6.Memiliki ruang untuk diri pribadi
Pengaktualisasian diri untuk berfungsi secara otonom terhadap lingkungan
social dan fisik. Kepribadian-kepribadian yang sehat dapat berdiri sendiri dan
tingkat otonomi mereka yang tinggi menaklukan mereka, agak tidak mempan
terhadap krisis atau kerugian.
Kemalangan-kemalangan yang dapat mengahncurkan orang-orang yang sehat
mungkin hamper tidak dirasakan oleh mereka. Mereka mempertahankan suatu
ketenangan dasar di tengah apa yang dilihat oleh orang-orang yang kurang sehay
sebagai malapetaka.
7. Menghargai dan terbuka akan pengalaman-pengalaman dan
kehidupan baru
Menghargai
pengalaman-pemgalaman tertentu bagaimanapun seringnya pengalaman itu terulang,
dengan suatu perasaan kenikmatan yang segar, perasaan terpesona dan kagum.
Suatu pandangan yang bagus atau menyegarkan terhadap dorongan setiap hari untuk
bekerja. Sebagai akibatnya, mereka merasa kurang pasti, tetapi senantiasa
berterima kasih terhadap apa yang mereka miliki dan dapat mereka alami.
8. Memiliki pengalaman-pengalaman yang memuncak
Dimana
orang-orang yang mengaktualisasikan diri mengalami ekstase, kebahagiaan, perasaan
terpesona yang hebat dan meluap-luap, sama seperti pengalaman-pengalaman
keagamaan yang mendalam.
Maslow
menunjukan bahwa tidak semua pengalaman puncak itu sangat kuat; dapat juga ada
pengalaman- pengalaman yang ringan. Pengalaman- pengalaman yang ringan ini
kadang- kadang dapat terjadi pada kita semua. Akan tetapi individu yang lebih
sehat memiliki pengalaman-pengalaman puncak lebih sering dari pada orang- orang
biasa, dan mungkin sering kali terjadi setiap hari.
9. Memiliki identitas sosial dan minat sosial yang kuat
Pengaktualisasian diri memiliki perasaan empati dan afeksi yang sangat
kuat dan dalam terhadap semua manusia, juga suatu keinginan untuk membantu
kemanusiaan.. Mereka adalah anggota dari satu keluarga (manusia) dan memiliki
suatu perasaan persaudaraan dengan setiap anggota lain dalam keluarga.
Orang-
orang yang sehat mengetahui bahwa mereka dapat mencapai hal- hal dengan lebih
baik daripada orang-orang lain dan bahwa
mereka melihat dan memahamii hal- hal itu dengan lebih jelas.mereka mungkin
kerapkali merasa tertekan atau marah karena tingkah laku orang- orang lain yang
bodoh, lemah, atau kasar tetapi mereka cepat memahami dan memaafkannya.
10. Memiliki relasi yang akrab dengan beberapa teman
Mampu mengadakan hubungan yang lebih kuat
dengan orang- orang lain daripada orang- orang yang memiliki kesehatan jiwa
yang biasa.mereka memiliki cinta yang lebih besar dan persahabatan yang lebih
dalam, dan identifikasi yang lebih sempurna dengan individu-individu lain.
Meskipun
orang- orang yang akrab dengan mereka adalah kecil, namun aktualisasi diri
berbudi baik dan sabar terhadap orang- orang lain, khusunya terhadap anak-
anak.mereka membenci dan kejam terhadap orang yang kritis, congkak atau
sombong.
Cinta
mereka bukan cinta yang egoistic, dimana membari cinta sekurang- kurangnya sama
pentingnya dengan menerima cinta dimana perhatian seseorang terhadap
pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah sebanyak perhatian terhadap
pertumbuhan diri sendiri.
11. Mengarah pada nilai-nilai demokratis
Orang yang
sehat membiarkan dan menerima semua orang tanpa memperhatkan kelas social,
tingkat pendidikan, golongan politik atau agama, ras, atau warna kulit.mereka
sangat siap mendengarkan atau belajar dari dari siapa saja yang dapat
mengajarkan sesuatu kepada mereka.
12. Memiliki nilai-nilai moral yang tangguh
Dapat
membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan atau
cita- cita jauh lebih penting daripada sarana untuk mencapainya.mereka juga
sanggup membedakan antara baik dan buruk, benar dan salah.
Orang yang
kurang sehat kerapkali bingung atau tidak konsisten dalam hal- hal etis,
terombang- ambing, atu berganti-ganti antara benar dan salah menurut keuntungannya.
13.Memiliki rasa humor yang tinggi
Orang-orang yang
kurang sehat menertawakan 3 macam humor, humor permusuhan yang menyebabkan
seseorang merasa sakit, humor superioritas yang mengambil keuntungan dari rasa
rendah diri dari orang lain atau kelompok dan humor pemberontakan terhadap
penguasa yang berhubungan dengan suatu situasi Oedipus atau percakapan cabul.
Humor pengaktualisasi-pengaktualisasi diri bersifat filosofis, humor yang
menertawakan manusia, pada umumnya, tetapi bukan kepada seseorang yang khusus.
Humor ini kerap kali bersifat intruktif, yang dipakai langsung kepada hal yang
dituju dan juga menyimpulkan tertawa
14. Menemukan hal-hal baru, ide-ide segar, dan kreatif
Kreatifitas
merupakan suatu sifat yang diharapkan seseorang dari pengaktualisasi-
pengaktualisaasi diri mereka adalah asli, inventif, dan inovatif, meskipun
tidak selalu dalam pengertian menghasilkan suatu karya seni. Maka kreatifitas
lebih merupakan suatu sikap, suatu ungkapan kesehatan psikologis dan lebih mengenai
cara bagaimana kita mengamati dan beraksi terhadap dunia dan bukan mengenai
hasil-hasil yang sudah selesai dari suatu karya seni
15.Memiliki integritas tinggi yang total
Pengaktualisasi – pengaktualisasi diri dapat berdiri sendiri atau pun
otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh- pengaruh social, untuk berpikir
atau bertindak menurut cara- cara tertentu. Akan tetapi mereka tidak terus
terang menenrang kebudayaan. Daftar kualitas-kualitas pribadi yang hebat ini
mungkin tampaknya seperti suatu pernyataan yang berlebihan atau karikatur dari
kepribadian yang sangat sehat.
G. MENURUT PENDAPAT FROMM
1. Pengertian teori Fromm
Erich
Fromm lahir di Frankfurt, Jerman pada tanggal 23 Maret 1990. Ia belajar
psikologi di University Heidelberg, Frankfurt, dan Munich. Setelah memperoleh
gelar Ph.D dari Heidelberg tahun 1922, ia belajar psikoanalisis di Munich dan
pada Institut psikoanalisis Berlin yang terkenla waktu itu. Tahun 1933 ia
pindah ke Amerika Serikat dan mesngajar di Institut psikoanalisis Chicago dan
melakukan praktik privat di New York City. Ia pernah mengajar pada sejumlah
universitas dan institut di negara ini dan di Meksiko. Terakhir, Fromm tinggal
di Swiss dan meninggal di Muralto, Swiss pada tanggal 18 Maret 1980.
Sebelum mengulas tentang teori kepribadian
dari Fromm, beberapa pengalaman mempengaruhi pandangan Fromm, antara lain pada
umur 12 tahun ia menyaksikan seorang wanita cantik dan berbakat, sahabat
keluarganya, bunuh diri. Fromm sangat terguncang karena kejadian itu. Tidak ada
seorang yang memahami mengapa wanita tersebut memilih bunuh diri. Ia juga
mengalami sebagai anak dari orangtua yang neurotis. Ia hidup dalam satu rumah
tangga yang penuh ketegangan. Ayahnya seringkali murung, cemas, dan muram.
Ibunya mudah menderita depresi hebat. Tampak bahwa Fromm tidak dikelilingi
pribadi-pribadi yang sehat. Karena itu, masa kanak-kanaknya merupakan suatu
laboratorium yang hidup bagi observasi terhadap tingkah laku neurotis.
Peristiwa ketiga adalah pada umur 14 tahun Fromm melihat irrasionalitas melanda
tanah airnya, Jerman, tepatnya ketika pecah perang dunia pertama. Dia
menyaksikan bahwa orang Jerman terperosok ke dalam suatu fanatisme sempit dan
histeris dan tergila-gila. Teman-teman dan kenalan-kenalannya terpengaruh.
Seorang guru yang sangat ia kagumi menjadi seorang fanatik yang haus darah.
Banyak saudara dan teman-temannya yang meninggal di parit-parit perlindungan.
Ia heran mengapa orang yang baik dan bijaksana tiba-tiba menjadi gila. Dari
pengalaman-pengalaman yang membingungkan ini, Fromm mengembangkan keinginan
untuk memahami kodrat dan sumber tingkah laku irasional. Dia menduga hal itu
adalah pengaruh dari kekuatan sosio-ekonomis, politis, dan historis secara
besar-besaran yang mempengaruhi kodrat kepribadian manusia.
Fromm sangat
dipengaruhi oleh tulisan Karl Marx, terutama oleh karyanya yang pertama, The
Economic and Philosophical Manuscripts yang ditulis pada tahun 1944. Fromm
membandingkan ide-ide Freud dan Marx, menyelidiki kontradiksi-kontradiksinya
dan melakukan percobaan yang sintesis. Fromm memandang Marx sebagai pemikir
yang lebih ulung daripada Freud dan menggunakan psokoanalisa, terutama untuk
mengisi celah-celah pemikiran Marx. Pada tahun 1959, Fromm menulis analisis
yang sangat kritis bahkan polemis tentang kepribadian Freud dan pengaruhnya,
sebaliknya berbeda sekali dengan kata-kata pujian yang diberikan kepada Marx
pada tahun 1961. Meskipun Fromm deapat disebut sebagai seorang teoritikus
kepribadian Marxian, ia sendiri lebih suka disebut humanis dialetik.
Tulisan-tulisan Fromm dipengaruhi oleh pengetahuannya yang luas tentang
sejarah, sosiologi, kesusastraan, dan filsafat.
2. Kepribadian yang sehat menurut Fromm
Kepribadian sehat menurut Eric from adalah penyesuaian diri seseorang
dalam masyarakat merupakan kompromi antara kebutuhan-kebutuahn batin dan
tuntutan dari luar dan seseorang menerapkan kerakter sosial untuk memenuhi
harapan masyarakat kepribadian sehat juga adanya keinginan untuk mencintai dan
di cintai dalam bukunya Art Of Love erik Fromm mengutarakan :
Dalam Civilization and Its Discontents (1930), seperti
dikutip oleh Eric Fromm dalam Masyarakat yang Sehat (Terjemahan Thomas Bambang
Murtianto, 1995) ia menulis:
“Manusia,
setelah menemukan lewat pengalamannya bahwa cinta seksual (genital) memberinya
kepuasan puncak, maka makna cinta seksual-genital menjadi prototipe bagi semua
bentuk kebahagiaan manusia. Karenanya manusia terdorong mencari kebahagiaan
yang ada kaitannya dengan hubungan seks, menempatkan erotisme genital sebagai
titik pusat kehidupannya…. Dengan melakukan itu manusia menjadi sangat
tergantung pada dunia luar, pada obyek cinta pilihannya, atau sungguh merasa
kehilangan bila ditinggal mati atau ditinggal kabur.”
kepribadian yang sehat adalah orientasi produktif. Konsep
itu menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau realisasi dari potensi
manusia. Dengan menggunakan kata “orientasi”, Fromm menunjukkan bahwa kata itu
merupakan suatu sikap umum atau segi pandangan yang meliputi semua segi
kehidupan, renspons-respons intelektual, emosional, dan sensoris terhadap
orang-orang, benda-benda, dan peristiwa- peristiwa didunia dan terhadap diri.
3. Ciri-ciri kepribadian yang sehat
Cinta yang produktif, pikiran yang produktif, kebahagiaan,
dan suara hati.
Karena cinta yang produktif menyangkut empat sifat yang
menantang perhatian, tanggung jawab, respek dan pengetahuan. Mencintai
orang-orang lain berarti memperhatikan (dalam pengertian memelihara mereka),
sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan mereka, dan membantu pertumbuhan
dan perkembangan mereka.
Hal ini
berarti memikul tanggung jawab untuk orang-orang lain, dalam pengertian mau
mendengarkan kebutuhan-kebutuhan mereka juga orang-orang yang dicintai
dipandang dengan respek dan menerima individualitas mereka, mereka dicintai
menurut siapa dan apa adanya. Dan untuk menghormati mereka, kita harus memiliki
pengetahuan penuh terhadap mereka, kita harus memahami mereka siapa dan apa
secara objektif.
Pikiran
yang produktif meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir
produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir
yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya. Fromm percaya bahwa
semua penemuan dan wawasan yang hebat melibatkan pikiran objektif, dimana
pemikir-pemikir didorong oleh ketelitian, dan perhatian untuk menilai secara
objektif seluruh masalah.
Kebahagiaan merupakan prestasi (kita) yang paling hebat. Fromm
membedakan dua tipe suara hati otoriter dan suara hati humanistis. Suara hati
otoriter adalah penguasa dari luar yang diinternalisasikan, yang memimpin
tingkah laku orang itu. Penguasa itu dapat berupa orang tua, Negara, atau suara
kelompok lainnya yang mengatur tingkah laku melalui ketakutan orang itu terhadap
hukuman karena melanggar kode moral dari penguasa. Suara hati humanistis ialah
suara dari diri dan bukan dari suatu perantara dari luar. Pedoman kepribadian
sehat untuk tingkah laku bersifat internal dan individual. Orang bertingkah
laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan menyingkap
seluruh kepribadian, tingkah laku-tingkah laku yang menghasilkan rasa
persetujuan dan kebahagiaan dari dalam. Jadi, kepribadian yang sehat dan
produktif memimpin dan mengatur diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar