Nama kelompok / NPM :
1.
Dwi Putri Amelia N / 13514315
2.
Devia Hira Wardhani / 12514840
3.
Lintang Kusuma Astiti /
4.
Nadira Shandra S.U / 17514750
5.
Olivia Cesarria / 18514343
6.
Sifa Fauziah / 1A514257
Kelas : 1PA17
PENGEMBANGAN KREATIVITAS DAN KETERBAKATAN
A. Teori-teori pendorong kreativitas
Kreativitas
agar dapat terwujud diperlukan dorongan dari individu (motivasi intrinsik)
maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)
1. Motivasi
Instrinsik untuk kreativitas
Setiap
individu memiliki kecenderungan atau dorongan mewujudkan potensinya, mewujudkan
dirinya, dorongan berkembang menjadi matang, dorongan mengungkapkan dan
mengaktifkan semua kapasitasnya.
Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas
ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam
upaya manjadi dirinya sepenuhnya. (Rogers dan Vernon
1982)
2.
Kondisi
eksternal yang mendorong perilaku kreatif
Kreativitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus
dimungkinkan untuk tumbuh, bibit unggul memerlukan kokdisi yang memupuk dan
memungkinkan bibit itu mengembangkan sendiri potensinya.
Bagaimana cara
menciptakan lingkungan eksternal yang dapat memupuk dorongan dalam diri anak
(internal) untuk mengembangkan kreativitasnya?
Menurut pengalaman
Carl Rogers dalam psikoterapi adalah dengan menciptakan kondisi keamanan
dan kebebasan psikologis.
1)
Keamanan psikologis
Ini dapat terbentuk dengan 3 proses yang saling
berhubungan:
a.
Menerima
individu sebagaimana adanya dengan segala kelabihan dan keterbatasannya.
b.
Mengusahakan
suasana yang didalamnya evaluasi
eksternal tidak ada / tidak mengandung efek mengancam. Evaluasi selalu
mengandung efek mengancam yang menimbulkan kebutuhan akan pertahanan ego.
c.
Memberikan pengertian secara empatis
Dapat menghayati perasaan-perasaan anak,
pemikiran-pemikirannya, dapat melihat dari sudut pandang anak dan dapat
menenrimanya, dapat memberikan rasa aman.
2)
Kebebasan psikologis
Apabila
guru mengijinkan atau memberi kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan
secara simbolis (melalui sajak atau gambar) pikiran atau perasaannya. Ini berarti memberi kebebasan dalam berfikir atau merasa apa yang ada dalam dirinya
B. Teori Tentang Proses Kreatif
1. Teori
Wallas
Wallas
dalam bukunya “The Art of Thought” menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4
tahap :
1)
Tahap Persiapan, memperisapkan diri untuk memecahkan masalah dengan
mengumpulkan data/ informasi, mempelajari pola berpikir dari orang lain,
bertanya kepada orang lain.
2)
Tahap Inkubasi, pada tahap ini pengumpulan informasi dihentikan,
individu melepaskan diri untuk sementara masalah tersebut. Ia tidak memikirkan
masalah tersebut secara sadar, tetapi “mengeramkannya’ dalam alam pra sadar.
3)
Tahap Iluminasi, tahap ini merupakan tahap timbulnya “insight” atau “Aha
Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru.
4)
Tahap Verifikasi, tahap ini merupakan tahap pengujian ide atau kreasi
baru tersebut terhapad realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen.
Proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti proses konvergensi
(pemikiran kritis).
2. Teori
tentang belahan otak kanan dan kiri
Setelah anak dilahirkan, gerakan – gerakannya yang semula belum
berdeferensiasi berkembang menjadi pola yang preferensi untuk kiri dan kanan.
Hampir setiap orang mempunyai sisi yang dominan. Pada umumnya orang lebih biasa
menggunakan tangan kanan (berarti dominasi belahan otak kiri); tetapi ada orang – orang yang termasuk
kidal (left – handed). Mereka lebih dikuasai oleh belahan otak kanan.
Dihipotesiskan bahwa belahan otak kanan terutama berkaitan dengan fungsi –
fungsi kreatif, sehingga terjadi “dichotomanua”, membagi – bagi semua fungsi
mental menjadi fungsi belahan otak kanan dan kiri.
Teori ini, walaupun didukung oleh
bukti –bukti empiris, namun masih memerlukan pengkajian lebih lanjut (Decey,
1989; Piirto, 1992) untuk keabsahannya.
Belahan Otak Kiri
|
Belahan Otak Kanan
|
Intelek
Konvergen
Intelektual
Rasional
Verbal
Horizontal
Konkret
Realistis
Diarahkan
Diferensial
Sekunsial
Historikal
Analitis
Eksplisit
Objektif
Suksesif
|
Intuisi
Divergen
Emosional
Metaforik, intuitif
Nonverbal
Vertikal
Abstrak
Impulsif
Bebas
Eksistensial
Multipel
Tanpa batas waktu
Sintesis, holitik
Implisit
Subjektif
Simultan
|
C.
Belajar Kreatif
1.
Pengertian
Tornace
dan Myres dikutip oleh Triffinger (1980) dalam Semiawan dkk (1987:34)
berpendapat bahwa belajar kreatif adalah “menjadi peka atau sadar akan masalah,
kekuarangan-kekurangan, kesenjangan dalam pengetahuan, unsur-unsur yang tidak
ada, ketidak harmonisan dan sebagainya. Mengumpulkam informasi yang ada,
membataskan kesukaran, atau menunjukkan (mengidentifikasi) unsur yang tidak
ada, mencari jawaban, membuat hipotesis, mengubah dan mengujinya,
menyempurnakan dan akhirnya mengkomunikasikan hasil-hasilnya” .
Sedangkan proses belajar kreatif menurut Torance dan
Myres berpendapat bahwa proses belajar kreatif sebagai : “keterlibatan dengan
sesuatu yang berarti, rasa ingin tahu dan mengetahui dalam kekaguman, ketidak
lengkapan, kekacauan, kerumitan, ketidakselarasan, ketidakteraturan dan
sebagainya.
2.
Liputan proses belajar kreatif
Sebagaimana
halnya dengan pengalaman belajar yang sangat menyenangkan, pada belajar kreatif
kita lihat secara aktif serta ingin mendalami bahan yang dipelajari. Dalam
proses belajar secara kreatif digunakan proses berfikir divergen (proses
berfikir ke macam-macam arah dan menghasilkan banyak alternatif penyelesaian)
dengan proses berfikri konvergen (proses berfikir yang mencari jawaban tunggal
yang paling tepat) berfikir kritis.
Gagasan-gagasan
yang kreatif, hasil-hasil karya yang kreatif tidak muncul begitu saja, untuk
dapat menciptakan sesuatu yang bermakna dibutuhkan persiapan. Masa seorang anak
duduk di bangku sekolah termasuk masa persiapan ini karena mempersiapkan
seseorang agar dapat memecahkah masalah-masalah. Demikianlah semua data
(pengalaman) memungkinkan seorang mencipta, yaitu dengan mengabung-gabungkan
(mengkombinasikan) menjadi sesuatu yang baru.
Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru yang professional dalam menyusun
program pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar
yaitu :
1) Menciptakan lingkungan di dalam kelas yang
merangsang belajar kreatif
a.
Memberikan Pemanasan
Sebelum
memulai dengan kegiatan yang menuntut prilaku kreatif siswa sesuai dengan
rencana pelajaran lebih dahulu diusahakan sikap menerima (reseptif) di Kalangan
siswa, terutama berlaku apabila siswa sebelumnya baru saja terlibat dalam suatu
penguasaan yang berstruktur, mengerjakan soal fiqih, tugas atau kegiatan,
bertujuan meningkatkan pemikiran kreatif menuntut sikap belajar yang berbeda
lebih terbuka dan tertantang berperanserta secara aktif dengan memberikan
gagasan-gagasan sebanyak mungkin untuk itu diberikan pemanasan yang dapat
tercapai dengan memberikan pertanyaan pertanyaan terbuka dengan menimbulkan
minat dan rasa ingin tahu siswa.
b. Pengaturan
Fisik
Membagi siswa dalam kelompok untuk
mengadakan diskusi kelompok.
c. Kesibukan Dalam
Kelas
kegiatan belajar secara kreatif
sering menuntut lebih banyak kegiatan fisik, dan diskusi antara siswa oleh
karena itu guru hendaknya agak tenggang rasa dan luwes dalam menuntut
ketenangan dan sebagai siswa tetap duduk pada tempatnya. Guru harus dapat membedakan
kesibukan yang asyik sert suara-suara yang produktif yang menunjukkan bahwa
siswa bersibuk diri secara kreatif.
d. Guru sebagai
Fasilitator
Guru dan anak yang berbakat lebih
berperan sebagai fasilitator dari pada sebagai pengarah yangmenentukan segalagalanya
baigsiswa. Sebagai fasilitator gurumendorong siswa (memotivator) untuk
menggabungkan inisiatif dalam menjajaki tugas-tugas baru. Guru harus terbuka
menerima gagasa dari semua siswa dan gur harus dapat menghilangkan ketakutan,
kecemasan siswa yang dapt menghambat dan pemecahan masalah secara keatif
(Munandar, 1992 : 78-81).
2)
Mengajukan dan mengundang
pertanyaan
Dalam proses belajar mengjar,
diperlukan keterampilan guru baik dalam mengajukan pertanyaan kepada siswa
maupun dalam mengundang siswa untuk bertanya.
a. Tehnik Bertanya
Pertanyaan
yang merangsang pemikiran kreatif adalah pertanyaan semacam divergen atau
terbuka. Pertanyaan semacam ini membantu siswa mengembangkan keterampilan
mengumpulkan fakta, merumuskan hipotesis, dan menguji atau menilai informasi
mereka.
Dengan mengajukan pertanyaan, guru memperoleh
informasi yang berharga dan berguna untuk :
1. Menimbulkan
minat dan motivasi siswa untuk berperan serta aktif.
2. Menilai
persiapansiswa ddan sejauh mana siswa telah menguasai bahan yang diberikan
sebelumnya.
3. Mengulang
kembali dan meringkas apa yang telah diajarkan.
4. Membantu
siswa melihat hubungan-hubungan baru.
5. Merangsang
pemikiran kritis dan pengembangan sikap bertanya
6. Merangsang
siswa untuk mencari sendiri pengetahuan tambahan
7. Menilai
pencapaian tujuan dan sasaran belajar (Munandar, 1999 : 84)
b. Metode Diskusi
Dalam metode
dikusi, peran guru dangat menentukan keberhasilan, guru berperan sebagai
pasilitator yang mengenalkan masalah kepada siwa dan memberikan informasi
seperlunya yang mereka butuhkan unutk membahas masalah. Guru memang diperlukan
misalnya jika timbul kemacetan dalam diskusi atau untuk menghindari kesalahan
yang tersembunyi agar siswa tidak terlalu menyimpang dari arah yang dituju.
b.
Metode Inquiri-Discovery
Pendekatan
inquiry (pengajuan pertanyaan, penyelidikan) dan discopery (penemuan) dalambelajar
penting dalan proses pemecahan masalah.
Ada tiga
tahap dalam proses pemecahan masalah melalui inquiry, pertama adanya kesadaran
bahwa ada masalah. Hal ini merupakan factor yang memotivasi siswa untuk
melanjutkan dengan merumuskan masalah (tahap kedua), pada tahap ini masalah
dirumuskan dan timbul gagasan-gagasan sebagai strategi kemungkinan pemecahan.
Melalui inquiry informasi mengenai masalah dihimpun. Tahap ketiga adalah
mencari atau menjajaki (searching). Pada tahap pertanyaan dan informasi dihubungkan
dengan perumusan hipotesis. Keativitas berkaitan erat dengan proses perumusan
hipotesis, yaitu dalam mengajukan pertnayaan dan hipotesis dalam mneghubungakan
fakta yang diketahui dan asas-asas untuk mengembangkan strategi pemecahan,
serta harus memperinci dan merumuskan kebutuhan dalammencari informasi, jadi,
semua proses berfikir : kelancaran, keluwesan (fluksibilitas), orisinilitas,
dan pemerincian (elaborasi) temasuk dalam prosess pemecahan masalah melalui
inquiry-diskovery.
Pokok-pokok yang harus dipenuhi oleh guru dalam
pengalaman belajar inquiry adalah :
1. Berilah
pengalaman permulaan untuk menarik minat siswa agar menanyakan mengenai suatu
masalah, konsep, situasi atau gagasan, antara laindenganpenggunaan media,
bermain peran dan demonstrasi.
2. Berilah
siswa materi pelajaran dan situasi yang memungkinkan penyelidikan (ekspolorasi)
3. Sediakan
sumber-sumber informasi dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada di
masyarakat.
4. Sediakan
peralatan untuk merangsang siswa melakukan eksperimen (percobaan).
5. Sediakan
waktu untuk berdiskusi, bereksperimen, mencoba-coba dan sebagainya.
6. Berilah
bimbingan dan perhargaan terhadap pemecahan yang dapat diterima dan terhadap
strategi pemecahan.
7. Berilah
dorongan dan penghargaan terhadap pemecahan yang dapat diterima dan terhadap
strategi pemecahan (Munandar, 1999 : 86).
d. Mengajukan
pertanyaan yang menantang (provokatif)
Salah satu
cara untuk merangsang daya pikir kreatif adalah dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang menantang (provokatif) antara lain dengan menanyakan
apa kemungkinan-kemungkinan akibat apabila suatu kejadian yang telah terjadi,
atau dengan menanyakan suatu kejadian yang telah terjadi, atau dengan
menanyakan kemungkinan-kemungnkinan akibat dari suatu situasi yang memang belum
pernah terjadi, tetapi siswa harus membayangkan apa saja
kemungkinan-kemungnkinan akibatnya andaikan kejadian atau situasi itu terjadi
di sini.
3)
Memadukan perkembangan
kognitif (berfikir), afektif (sikap) dan Psikomotorik (perasaan).
Dalam rangka
membangun manusia seutuhnya perlu ada keseimbanganaantara semua aspek
perkembangan yaitu perkembangan mental intelektual, perkembangan social,
perkembanan emosi (kehidupan perasaan) dan perkembangan moral.
a.
Ciri-ciri kemampuan berfikir kreatif (aptitude)
1.
Keterampilan berfikir lancar
2.
Keterampilan berfikir luwes
3.
Keterampilan berfikir orisinal
4.
Keterampilan memperinci
5.
Keterampilan menilai
b.
Cirri-ciri efektif (nonaptitude)
1.
Rasa ingin tahu
2.
Bersifat imajinatif
3.
Merasa tergantung oleh kemajemukan
4.
Sifat berani mengambil resiko
5.
Sifat menghargai (Munandar, 1999 : 88-93).
c.
Menggabung pemikiran divergen dan pemikiran konvergen
Pemikiran konvergen yang menuntut
siswa mencari jawaban tunggal yang paling tepat berdasarkan informasi yang
diberikan sudah tidak asing bagi siswa-siswa sekolah dasar. Pemikiran divergen
atau pemikiran kreatif sebaiknya menuntut siswa mencari sebanyak mungkin
jawaban terhadap suatu persoalan.
d.
Menggabung proses berfikir dengan proses efektif
Contoh :
§ Berfikir
lancar, gabung dengan rasa ingin tahu siswa yang rasa ingi tahunya kuat akan
dapat menghasilkan gagasan-gagasan atau cara pemecahan masalah
§ Orisinalitas
dalam berfikir akan paling berhasil jika siswa tidak ragu-ragu dan berani
mengamukakan pendapat yang berbeda dari biasanya dikemukakan siswa-siswa lain.
Contoh kombinasi antara berfikir
lentur dan daya imajinasi : Guru memberikan suatu cerita yang belum
penyelesaiannya lalu para siswa diminta menggunakan imajinasinya untuk
memikirkan beberapa akhir cerita yang berbeda-beda.
Kombinasi berfikir lancar dan rasa
ingin tahu :
1. Siswa
diminta untukmenyebut dalam eaktu singkat berbeda-beda di dalam kelas yang
benutknya bundar
2. Siswa
ditugaskan menjajaki lingkungan sekolah untuk mencari tanaman yang berguna.
3. Siswa
diminta mencari sebanyak mungkin sinonim (kata dengan arti sama) untuk kata
tertentu dengan menggunakan kamus atau tanpa kamus (misalnya sinonim untuk
indah : bagus, permai).
Kombinasi antara orisinalitas dalam
berfikir dan keberanian mengambil resiko : Siswa diminta untuk memikirkan
jabatan atau pekerjaan yang ia minati tetapi biasanya jarang dipilih oleh
anak-anak dari jenis kelamin yang sama.
Banyak yang dilakukan para guru
untuk meningkatkan kreativitas siswa-siswanya tanpa memerlukan banyak peralatan
atau bahan-bahan yang mahal. Yang penting ialah guru sendiri harus senang,
dalam arti merasa terdorong mencari variasi tugas-tugas belajar.
Sound (1975) dalam Slameto (2004 :
147-148) menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui
pengamatan ciri-ciri sebagai berikut :
§ Hasrat
keingintahuan yang cukup besar
§ Bersifat
terbuka terhadap pengalaman baru
§ Panjang akal
§ Keingintahuan
untuk menemukan dan meneliti
§ Cenderung
lebih menyukai tugas yang berat dan sulit
§ Cenderung
mencari jawaban yang luas dan memuaskan
§ Memiliki
dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas
§ Berfikir
fleksibel
§ Menanggapi
pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban lebih banyak
§ Kemampuan
membuat analisis dan sintesis
§ Memiliki
semangat bertanya serta meneliti
§ Memiliki
daya abstraksi yang cukup baik
§ Memiliki
latar belakang membaca yang cukup luas
3.
Mengapa belajar kreatif itu penting
Refinger (1980 : 9-13) dalam Conny Semawan
(1990:37-38) memberikan empat alasan mengapa belajar kreatif itu penting.
1) Belajar kreatif membantu anak menjadi berhasil
guna jika kita tidak bersama mereka. Belajar kreatif adalah aspek penting dalam
upaya kita membantu siswa agar mereka lebihmampu menangani dan mengarahkan
belajar bagi mereka sendiri.
2)
Belajar kreatif menciptakan kemungkinan-kemungkinan
untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak mampu kita ramalkan yang timbul di
masa depan.
3) Belajar kreatif dapat menimbulkan akibat yang besar
dalam kehiduppan kita. Banyak pengalamankreatif yang lebih dari pada sekedar
hobi atau hiburan bagi kita. Kita makin menyadari bahwa belajar kreatif dapat
mempengaruhi, bahkan mengubah karir dan kehidupan pribadi kita.
4)
Belajar kreatif dapat menimbulkan kepuasan dan
kesenangan yang besar.
Dengan demikian dalam belajar
kreatif harus melibatkan komponen-komponen pengalaman belajar yang paling
menyenangkan dan paling tidak menyenangkan lalu menemukan bahwa pengalaman
dalam proses belajar kreatif sangat mungkin berada di antara
pengalaman-penglaman belajar yang sangat menenangkan, pengalama-pengalaman yang
sangat memberikan kepuasan kepada kita dan yang sangat bernilai bagi kita.
Jadi kreativitas belajar dapat diartikan sebagai
kemampuan siswa menciptakan hal-hal baru dalam belajarnya baik berupa kemampuan
mengembangkan kemampuan formasi yang diperoleh dari guru dalam proses
belajar mengajar yang berupa pengetahuan sehingga dapat membuat kombinasi yang
baru dalam belajarnya.
Tulisan :
MOTOR BERTENAGA
LISTRIK
Bukan hal aneh jika motor listrik diciptakan mahasiswa Teknik
Mesin atau Elektro. Menjadi istimewa jika yang menciptakan itu adalah mahasiswa
Desain Manajemen Produk. Hal itu dibuktikan Ruben Cahyadi Susanto, Mahasiswa
Desain Manajemen Produk, Fakultas Industri Kreatif Ubaya. Ruben Cahyadi Susanto, menciptakan sepeda
motor listrik jenis moped (sepeda motor dengan kapasitas 30 cc) yang dinamai
EROS (Zero Emition) atau bebas emisi.
Awalnya, ia ingin membuat kendaraan yang ikut menurunkan
pemanasan global, lalu ia melacak pada internet, ternyata sepeda motor listrik
belum pernah ada, maka ide itu pun muncul. Menurutnya kalau sepeda kayuh
bertenaga listrik sudah ada, apalagi mobil listrik.
Menurut putra dari pasangan Benny Susanto dan Lioe Foey Ing
itu, EROS dirancang mulai dari nol dengan beberapa komponen merupakan buatan
sendiri, di antaranya kerangka kendaraan, peleg, dan "body part"
(baju kendaraan).
Komponen lainnya ia beli, karena memang nggak mungkin bikin
sendiri, seperti sistem pengaturan kecepatan, motor penggerak (di bawah jok),
batere (di bawah back bone), charger, dan sebagainya.
Namun, kata mahasiswa peraih IPK 3,1 dalam kurun waktu 4,5
tahun itu, ada beberapa komponen yang tidak ada pada sepeda motor berbahan
bakar bensin, seperti tangki bensin dan karburator yang memang tidak ada pada
EROS.
Ia mengatakan bahwa yang sulit ditemukan itu batere dan motor
listrik, tapi akhirnya ia beli secara online dan terpaksa didatangkan dari
Tiongkok, karena barangnya memang belum ada di indonesia. Itu pun, ia cari yang
murah
Mahasiswa yang mendesain EROS selama enam bulan itu mengaku
batere yang dibeli dengan harga murah itu berkekuatan 36 volt, karena semua
komponen itu sudah menghabiskan dana Rp15-18 juta.
"Itu cukup untuk jarak tempuh 15 kilometer dengan
kecepatan 35-40 kilometer per-jam. Kalau mau memang menggunakan batere 140 volt
(dua batere 70 volt) yang bisa untuk jarak 50-60 kilometer, tapi mahal,"
katanya.
Ketika diamati seksama baru terlihat bedanya. Ternyata
motor yang diberi nama Eros atau singkatan dari Zero Emition ini tidak
memiliki tangki bensin dan karburator. Sebagai gantinya Ruben menambahkan
baterai di bawah backbone dan motor penggerak di bawah jok.
Untuk menghidupan motornya, tidak perlu starter karena begitu
ditekan tombol on langsung bisa tancap gas dan melaju. Speedometer didesain
sendiri dari mesin aslinya.
Motor ini mampu melaju dengan kecepatan 35 hingga 45 km/jam
menggunakan baterai 36 volt dan jarak tempuh maksimal sekali charger 15 km.
”Ini masih prototipe. Baterai yang saya pakai masih berdaya
rendah. Sebenarnya bisa memakai baterai 144 volt untuk mendapatkan jarak tempuh
60 km sekali charger. Cuma karena dananya terbatas jadi belum bisa,”ungkap
Ruben saat memamerkan motor ciptaannya di depan gedung International Village,
Universitas Surabaya, Senin (15/4/2014).
Diakui Ruben, hampir semua spare part motornya dibuat
sendiri, mulai dari frame (kerangka dalam),velg hingga body part.
Untuk prosesnya ini dia butuh waktu enam bulan. Waktu yang
lama justru untuk mempelajari sistem dan memasang alat listriknya. Hal itu
beralasan karena, Ruben bukan mahasiswa Teknik Elektro sehingga kurang mengerti
soal motor listrik.
Waktu paling banyak untuk mengotak-atik listrik karena
pengetahuannya soal itu terbatas. Kalau soal desain ya tidak sulit karena
memang ia mahasiswa desain manajemen produk dan ada kuliah tentang transportation
design.
Motor listrik ini berbeda dengan sepeda listrik yang sudah
ada di pasaran. Selain desainnya tak sama, motor ini tanpa dilengkapi pengayuh
seperti sepeda listrik. Dia bahkan mengklaim motor ciptaannya ini kali pertama
ada.
Untuk membuat motor listrik ini banyak sekali kendala yang
dialami. Mulai dari kesulitan mencari komponen motor listrik dan baterai yang
memang jarang di pasaran. ”Saya sampai beli online dari Jakarta. Dan itu butuh
hingga dua bulan untuk mendaopat kiriman dari China,”terangnya.
Kendala lain dialami saat proses uji coba. Saat mengetes
motor malam hari di depan rumahnya. Ketika baru berjalan 100 meter, tiba-tiba
muncul asap dari stop kontaknya. Setelah dilihat ternyata terjadi korsleting.
”Mungkin dia kepanasan karena sejak sore motor ini sudah saya hajar untuk dites
berkali-kali,”akunya sambil tersenyum.
Beruntung Ruben memasang sekering di dalam sehingga
tidak menimbulkan percikan api dan terbakar. Selain korsleting, Ruben juga pernah hampir jatuh saat
mengendarai motor karena baut as nya kendor.
”Awalnya kok rasanya berat banget. Tetapi saya hajar terus.
Eh, tenyata langsung berhenti dan saya hampir jatuh. Setelah saya lihat as nya
kendor dan roda seret langsung mengunci,”katanya.
Dari pengalaman-penaglaman itu, Ruben juga sempat tergelitik
ketika membawa motor dari Kota Jombang ke rumahnya di daerah Blimbing,
Kecamatan Gudo, Jombang. Di tengah perjalanan dia dicegat polisi karena tidak
menempelkan plat nomor. ”Saat saya bilang ini motor listrik buatan sendiri.
Polisinya malah lihat dan setelah itu saya disuruh jalan,”katanya. Sayangnya,
kekurangan dari motor listrik ini adalah tidak memiliki plat nomor sehingga
tidak bisa di bawa pergi jauh.
Bukan tanpa alasan Ruben susah-susah membuat motor listrik.
Dia ingin memberikan alternatif transportasi yang bebas polusi karena motornya
ini tidak mengeluarkan gas buang (emisi).
Ruben berharap inovasinya ini bisa diteruskan hingga produksi
masal. Menurutnya, untuk memproduksi masal motor listrik tidak butuh biaya yang
sangat besar. ”Kalau prototipe ini habis Rp 15 juta, mungkin kalau diproduksi
masal Cuma Rp 11 juta per unit,”terangnya.
Kresno Soelasmono, Dosen pembimbing mengapresiasi positif
karya Ruben. “Saya sudah mengendarai motor ini dari Ubaya ke rumah saya di
Kenjeran, sejauh ini baik walaupun ada beberapa komponen yang harus dibongkar
dan diperbaiki,”katanya.
Ruben yang berhasil mendapat nilai A ketika mempresentasikan
tugas akhir (TA) tentang sepeda motor listrik itu.
Pancong Green Tea
Apa
itu pancong? Makanan tradisional khas betawi yang sangat di gemari dan di sukai
karena memiliki rasa yang khas. Kue pancong di buat dari tepung terigu yang di
olah dan di panggang di api yang kecil, membuat kue pancong mudah dan tidak
lama dalam proses pembuatannya. Dulu kue pancong hanya ada satu rasa yaitu
original rasa asli dari kue pancong itu, lalu di atasnya diberi toping
mesis,susu,dan keju. Kue pancong biasanya disajikan dengan matang atau setengah
matang tergantung dengan keinginan kita lebih suka yang matang atau setengah
matang.
Kue
pancong setengah matang biasanya lebih di minati dan di gemari anak-anak dan
bukan hanya anak-anak yang suka pancong kalangan orang dewasa pun masih suka
dengan pancong. Kue pancong sekarang bisa di temukan di daerah Jakarta, bekasi
dan sekitarnya di tempat-tempat warkop atau café dan sejak boomingnya pancong
dengan rasa green tea semakin terkenal lah pancong di kalangan anak-anak
sekaligus kalangan orang dewasa. Pancong green tea sangat diminati dan dicari
karena makanan ini yang semakin khas dengan corak green teanya. Pancong
biasanya berwarna cream kekuningan dan hanya di tabur mesis atasnya, sekarang
dengan inovasi baru pancong green tea yang berwarna hijau dan mempunyai rasa
yang lebih terasa green teanya.
Kue
pancong green tea yang sekarang ini sangat popular yang membuat para penjual
kue lain ingin beralih menjual pancong green tea. Bukan hanya daya tarik green
tea yang sangat di minati tetapi rasa dari pancong green tea memang lebih kuat
dan terasa sekali di mulut jika kita mencobanya. Sekarang pun banyak yang
menjual kue pancong green tea lewat internet dengan di pasangnya iklan kue
pancong green tea yang sangat menarik dan terlihat enak para konsumen pun tidak
akan ribet atau susah lagi untuk membeli pancong green tea hanya dengan membuka
internet dan mencari penjual kue pancong green tea online kita bisa langsung
memesan makanan itu lalu langsung di kirim kerumah kita.
Terlebih
lagi selain kue pancongnya yang sangat digemari, green tea itu sendiri juga
sangat diminati oleh anak muda dan orang dewasa. Makanan apa saja bila dicampur
green tea pasti akan digemari dan akan sangat diminati. Makanan makanan yang
ada dipasaran dan dicampur dengan green tea, ada martabak, kitkat, kue cubit, cokelat
dan masih banyak lagi. Percampuran antara pancong yang sangat diminati dan
green tea yang sangat diminati adalah perpaduan yang pas dan inovatif. Siapa
saja yang mencoba pancong green tea seakan akan terhipnotis untuk datang
kembali ketempat penjual pancong green tea. Orang orang yang kesana selalu
ketagihan makan pancong tersebut.
Meskipun
tempat jualan pancong green tea kebanyakan terdapat diwarkop warkop yang kurang
nyaman bila dipakai untuk nongkrong bersama teman teman, karena tempatnya yang
panas dan agak sedikit pengap akibat dari dipanggangnya pancong tersebut,
tetapi itu tidak menyurutkan minat para penikmat pancong green tea, selalu
terlihat banyak pembeli di warkop warkop tersebut. Pembeli sampai antri antri
untuk membeli pancong green tea, walaupun memasak pancong tidaklah lama, hanya
memerlukan sekitar 3 sampai 5 menit untuk memanggang satu loyang pancong
setengah matang, dan diatas 5 menit untuk memanggang satu loyang pancong
matang, tetapi jika kita ingin membeli pancong biasanya kita bisa menunggu
sekitar 30 menit hingga satu jam, karena antrian yang cukup banyak.
Pancong
green tea ini biasanya, dicampur green tea dengan dua cara, yaitu adonan
pancong original diberi satu sendok bubuk green tea dan diaduk rata lalu
dipanggang, cara yang kedua pancong original dipanggang seperti biasa, bila
sudah setengah matang, diatasnya ditaburi bubuk green tea dengan jumlah yang
sama, yaitu 1 sendok teh. Lalu disajikan dengan topping mesis, susu, keju, oreo
dan kitkat green tea atau kita juga bisa memilih beberapa diantara topping
tersebut, bagi yang tidak suka salah satu diantaranya kita juga dapat memesan
kue pancong yang kita suka seperti pancong selai dan pancong original.
Bagi
kalian yang ingin mencoba Kue pancong green tea, kalian bisa datang ke salah
satu tempat yang terkenal akan kue pancong yaitu Pancong Regge di daerah
Rawalumbu Bekasi timur, tidak akan menyeselinya karena kalian tertarik dengan
pancong green tea maka pancong tersebut akan membuat kalian semakin terpikat
karena rasanya yang manis dan aroma green tea nya yang kuat harga satu porsi
pancong geen tea juga tidak mahal dan sangat sangat terjangkau untuk satu porsi
pancong berkisar dari harga 5000 sampai 10000 rupiah kalian yang ingin
mencobanya silahkan datang ke Warung Pancong Regge banyak variasi menu pancong
disana tempatnya juga sangat strategis cocok untuk nongkrong bersama teman
pacar atau keluarga warung pancong regge buka dari jam 12 siang sampai jam 3
pagi buat kalian yang suka begadang tengah malem dan suka nonton bola diwarung
pancong regge juga menyediakan fasilitas nonton bola bareng.
Sumber :
1. Tri_maryani.staff.gunadarma.ac.id
4. Kreativitas & Keberbakatan Strategi
Mewujudkan Potendi Kreatif & Bakat. Prof Dr.S.C Utami Munandar. Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama. (Hal. 59 – 60)